Usaha ayam potong di Palangka Raya sangat menguntungkan

id Usaha ayam potong di Palangka Raya sangat menguntungkan, kalteng, Palangka raya, ekonomi

Usaha ayam potong di Palangka Raya sangat menguntungkan

Ayam broiler usia 18 hari milik peternak Hendri, di Jalan Karanggan, Kota Palangka Raya. ANTARA/Dokumentasi pribadi.

Palangka Raya (ANTARA) - Usaha beternak ayam potong di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah dinilai sangat menguntungkan, seperti dirasakan seorang peternak ayam broiler di Jalan Karanggan, Kelurahan Tanjung Pinang, Kecamatan Pahandut, Hendri, yang meraup keuntungan hingga Rp60 juta usai berhasil panen sebanyak 9.700 ekor ayam broiler.

"Baru Selasa (21/5/2024) kemarin saya panen. Awal ayam yang masuk ada 10.000 ekor, tetapi ada yang mati sebanyak 300 ekor," katanya di Palangka Raya, Rabu.

Perjalanannya menjadi seorang peternak berawal pada saat ia membeli kandang berkonstruksi kayu berukuran 160X8 meter milik keluarganya.

Kemudian dirinya mendapatkan tawaran dari perusahaan untuk bermitra dalam budi daya ayam broiler.

"Jadi bibit, pakan hingga vitamin itu yang menyediakan dari perusahaan. Saya ibaratnya hanya membesarkan ayam hingga layak panen," ucapnya.

Saat ini ia memiliki dua kandang yang dapat menampung masing-masing kandang sebanyak 5.000 ekor ayam.

Pria berusia 28 tahun ini melanjutkan, untuk satu kali periode membutuhkan waktu selama 31 hari hingga siap panen, yakni dengan berat ayam sekitar 1,9 kilogram per ekornya.

"Kalau panen harga di kandang itu Rp23.700 per kilogram nya," ujarnya.

Baca juga: Penjabat Wali Kota Palangka Raya salurkan bantuan untuk korban kebakaran

Dalam satu kali periode, dirinya bisa menghabiskan sebanyak 22.500 kilogram pakan. Sementara dalam satu tahun ia dapat melakukan sebanyak lima kali periode budi daya ayam.

Pakan yang disediakan oleh perusahaan, merupakan pakan dengan kualitas terbaik agar ayam broiler dapat tumbuh dengan baik.

"Kalau kematian ayam itu pasti ada dan tidak mungkin tidak terjadi, hanya saja frekuensinya yang bisa ditekan. Kalau ada ayam mati kami kubur saja," ujarnya.

Pendapatan Hendri tak sampai di situ, kotoran-kotoran ayam tersebut kemudian ia jual kepada para petani sayur dan buah yang ada di Kota Palangka Raya.

Kotoran tersebut terbagi menjadi dua kategori, yakni kotoran murni yang dijual dengan harga Rp20 ribu hingga Rp25 ribu per satu karung ukuran 50 kilogram.

"Kalau kotoran campuran itu, dicampur sama sekam dengan harga Rp10 ribu dalam satu karung ukuran 50 kilogram," tuturnya.

Dengan dirinya menjadi peternak ayam broiler, sangat membantu perekonomian ia dan keluarga. Untuk itu ia mengajak seluruh masyarakat, khususnya para generasi muda untuk terjun menjadi peternak ayam.

"Jangan malu untuk belajar dan menjadi peternak. Apalagi ayam ini merupakan komoditas yang hampir tiap hari dikonsumsi oleh masyarakat, meskipun harganya tinggi pasti akan tetap dibeli oleh masyarakat," demikian Hendri.

Baca juga: Imigrasi Palangka Raya gandeng Ombudsman perkuat Zona Integritas menuju WBBM

Baca juga: Ketua DPRD Seruyan selesaikan program RPL di Fisipol UMPR

Baca juga: RS Siloam Palangka Raya tetap layani pasien BPJS Kesehatan kelas III