Jakarta (ANTARA) - Tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting mengatakan memiliki tekad untuk memperbaiki dan memantapkan performa menjelang Olimpiade Paris 2024.
“Pastinya harapan saya dari turnamen sebelum Olimpiade adalah memperbaiki performa, setidaknya ada performa yang saya sendiri belum puas,” kata Ginting, dikutip dari keterangan singkat PP PBSI, Kamis.
“Itu pasti meningkatkan kepercayaan diri. Saya ingin dapat performa terbaik untuk modal ke Paris,” ujarnya menambahkan.
Adapun Ginting harus terhenti di babak 16 besar turnamen Singapore Open 2024 setelah kalah dari wakil Malaysia Leong Jun Hao melalui rubber game 14-21, 21-10, 8-21.
Ginting yang turun sebagai unggulan ketujuh dalam turnamen ini, mengakui bahwa pertandingan berjalan sulit sehingga membuatnya banyak melakukan kesalahan sendiri.
“Saya tidak bisa mengatasi kendala yang ada di lapangan. Sebaliknya, Leong bermain dengan baik,” ungkap Ginting.
Mengenai kendala di lapangan, peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 itu mengatakan bahwa pengaruh angin dan shuttlecock memang menjadi tantangan tersendiri bagi kedua pemain.
“Namun, saya kalah karena pola permainan yang tidak sesuai dengan harapan. Ketika menang angin harus bagaimana, ketika kalah angin harus bagaimana dan sedangkan poin terus berjalan. Saya tidak bisa mengambil keputusan itu dengan cepat,” jelas dia.
Sejauh ini, dari delapan wakil Indonesia yang bertanding hari ini, tempat di babak perempat final hanya baru diamankan oleh ganda putri unggulan kedelapan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti.
Apri/Fadia langsung melangkah ke babak delapan besar setelah wakil Ukraina Polina Suhrova/Yevheniia Kantemyr memutuskan untuk mundur dari turnamen.
Sementara itu, masih ada empat wakil lainnya yang berlaga hari ini. Di sektor tunggal putri, wakil Indonesia satu-satunya yaitu Gregoria Mariska Tunjung bakal bersua dengan Pai Yu Po asal Taiwan.
Lebih lanjut, di nomor ganda putra, Indonesia diwakili oleh tiga pasangan, yaitu Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi.