BPS: Ekspor Kalteng alami penurunan 22,84 persen
Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah mencatat keseluruhan ekspor di provinsi setempat selama Juli 2024 merupakan komoditas non migas dengan nilai sekitar US$270,89 juta, atau mengalami penurunan sebesar 22,84 persen dibanding Juni 2024 yang tercatat US$351,07 juta.
Kepala BPS Kalteng Agnes Widiastuti di Palangka Raya, Selasa, mengatakan nilai ekspor hasil tambang memiliki kontribusi paling besar atau sekitar 87,19 persen terhadap total nilai ekspor di provinsi ini selama Juli 2024.
"Tetapi, Jika dibandingkan dengan Juni 2024, nilai ekspor hasil tambang pun mengalami penurunan sebesar US$28,34 juta atau 10,71 persen," ucapnya.
Adapun komoditas utama ekspor hasil tambang selama Juli 2024 diantaranya batu bara, bijih zirconium, niobium dan tantalum, lignit, dan bijih titanium, serta bahan mineral lainnya.
Sementara untuk nilai ekspor hasil industri pengolahan di provinsi terluas di Indonesia ini selama Juli 2024 mencapai US$34,69 juta, dan memberi kontribusi sebesar 12,81 persen terhadap total nilai ekspor. Hanya saja, Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, ekspor hasil industri mengalami penurunan senilai US$50,58 juta atau 59,32 persen.
"Kalau untuk komoditas utama ekspor hasil industri pengolahan Kalteng yakni, minyak kelapa sawit, kayu olahan, karet remah, kayu lapis, serta bungkil dan residu," beber Agnes.
Baca juga: BPS: Inflasi Kalteng per Agustus 2024 sekitar 1,29 persen
Berdasarkan data BPS Kalteng, secara kumulatif nilai ekspor pada Januari-Juli 2024 di provinsi ini juga mengalami menurunan sebesar US$773,70 juta atau 24,18 persen dibanding periode sama di tahun 2023. Di mana penurunan ini disebabkan oleh menurunnya nilai ekspor sejumlah kelompok barang.
Kelompok bahan bakar mineral mendominasi penurunan itu yang mencapai US$597,10 juta atau turun 23,47 persen. Penurunan nilai ekspor juga terlihat pada pada berbagai kelompok kategori, kecuali pada kelompok ampas, sisa industri makanan, dan kelompok pakaian jadi bukan rajutan, serta kelompok perabot dan penerangan rumah yang mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Baca juga: Ekonomi Kalteng pada 2024 tumbuh 3,80 persen dibanding 2023
Baca juga: BPS Pulang Pisau sebut angka kemiskinan dipengaruhi inflasi di daerah
Baca juga: Selama 2018-2024 terjadi perbaikan pemerataan pengeluaran di Kalteng
Kepala BPS Kalteng Agnes Widiastuti di Palangka Raya, Selasa, mengatakan nilai ekspor hasil tambang memiliki kontribusi paling besar atau sekitar 87,19 persen terhadap total nilai ekspor di provinsi ini selama Juli 2024.
"Tetapi, Jika dibandingkan dengan Juni 2024, nilai ekspor hasil tambang pun mengalami penurunan sebesar US$28,34 juta atau 10,71 persen," ucapnya.
Adapun komoditas utama ekspor hasil tambang selama Juli 2024 diantaranya batu bara, bijih zirconium, niobium dan tantalum, lignit, dan bijih titanium, serta bahan mineral lainnya.
Sementara untuk nilai ekspor hasil industri pengolahan di provinsi terluas di Indonesia ini selama Juli 2024 mencapai US$34,69 juta, dan memberi kontribusi sebesar 12,81 persen terhadap total nilai ekspor. Hanya saja, Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, ekspor hasil industri mengalami penurunan senilai US$50,58 juta atau 59,32 persen.
"Kalau untuk komoditas utama ekspor hasil industri pengolahan Kalteng yakni, minyak kelapa sawit, kayu olahan, karet remah, kayu lapis, serta bungkil dan residu," beber Agnes.
Baca juga: BPS: Inflasi Kalteng per Agustus 2024 sekitar 1,29 persen
Berdasarkan data BPS Kalteng, secara kumulatif nilai ekspor pada Januari-Juli 2024 di provinsi ini juga mengalami menurunan sebesar US$773,70 juta atau 24,18 persen dibanding periode sama di tahun 2023. Di mana penurunan ini disebabkan oleh menurunnya nilai ekspor sejumlah kelompok barang.
Kelompok bahan bakar mineral mendominasi penurunan itu yang mencapai US$597,10 juta atau turun 23,47 persen. Penurunan nilai ekspor juga terlihat pada pada berbagai kelompok kategori, kecuali pada kelompok ampas, sisa industri makanan, dan kelompok pakaian jadi bukan rajutan, serta kelompok perabot dan penerangan rumah yang mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Baca juga: Ekonomi Kalteng pada 2024 tumbuh 3,80 persen dibanding 2023
Baca juga: BPS Pulang Pisau sebut angka kemiskinan dipengaruhi inflasi di daerah
Baca juga: Selama 2018-2024 terjadi perbaikan pemerataan pengeluaran di Kalteng