Palangka Raya (ANTARA) - PLN terus berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, termasuk di antaranya melalui pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
"PLN berkomitmen mengoptimalkan setiap program TJSL guna menciptakan dampak yang berkelanjutan bagi masyarakat," kata Plh General Manager PLN UIP KLB Onda Irawan dalam keterangan yang diterima di Palangka Raya, Minggu.
Oleh karenanya PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (UIP KLB) melaksanakan pengukuran dampak program TJSL melalui metoda Social Return on Investment (SROI) dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
Hal ini dilaksanakan untuk menjamin objektivitas dan kredibilitas, pengukuran dampak ini dilakukan oleh lembaga independen, yaitu PT Citra Daya Cipta Forum (CFCiD), terdiri dari para ahli di bidang Corporate Social Responsibility (CSR), Sustainability, dan Community Development.
SROI adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengukur nilai sosial yang tercipta dari investasi dalam kegiatan sosial atau program.
Metode ini tidak hanya mengukur dampak finansial, tetapi juga aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan yang dihasilkan oleh suatu program.
Sedangkan IKM digunakan untuk menilai tingkat kepuasan masyarakat terhadap program-program yang dijalankan oleh perusahaan, dalam hal ini, PLN.
Pengukuran dampak dilakukan terhadap tiga program TJSL unggulan yang tersebar di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah yang memiliki fokus di berbagai bidang.
Program pertama adalah Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PABSIMAS) yang dilaksanakan di Desa Pelanjau Jaya, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Program ini bertujuan menyediakan akses air bersih dan fasilitas sanitasi yang layak bagi masyarakat setempat.
Baca juga: PLN galang kolaborasi global wujudkan transisi energi di Indonesia
Program kedua adalah Ruang Terbuka Hijau Ramah Anak di Tahura Lapak Jaru, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Program ini bertujuan menciptakan ruang terbuka hijau yang tidak hanya ramah terhadap lingkungan, tetapi juga aman dan nyaman bagi anak-anak untuk bermain dan belajar.
Program ketiga adalah Desa Berdaya di Desa Mekar Raya, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Program ini fokus pada pemberdayaan masyarakat desa dengan mengembangkan potensi lokal dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat serta menjamin ketahanan adat dan budaya setempat.
"Kami tidak hanya ingin memberikan bantuan semata, tetapi juga memastikan bahwa setiap program yang kami jalankan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat," ujar Onda.
Sementara itu, masyarakat yang menerima manfaat dari program-program ini pun merasa lebih diberdayakan dan memiliki akses lebih baik terhadap sumber daya yang mendukung peningkatan kualitas hidup mereka.
“Program TJSL PLN ini adalah bukti nyata bagaimana sektor korporasi dapat berperan aktif dalam pembangunan masyarakat. Kami berharap kolaborasi antara PLN, masyarakat, dan lembaga independen ini dapat terus berlanjut untuk menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan,” tutup Onda Irawan.
Dengan berbagai upaya dan hasil yang telah dicapai, PLN terus berkomitmen untuk memperluas jangkauan program TJSL mereka, tidak hanya sebagai bentuk kepedulian sosial, tetapi juga sebagai kontribusi penting bagi pembangunan yang berkelanjutan sesuai yang ditetapkan oleh Pemeirntah.
Salah satu pihak penerima manfaat program TJSL, Kepala Desa Pelanjau Jaya Lucas Perno menyampaikan apresiasinya atas program Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PABSIMAS) yang diberikan PLN.
"Sebelum ada program ini, kami kesulitan mendapatkan akses air bersih yang layak. Dengan adanya program PABSIMAS, masyarakat kami lebih mudah mendapatkan air bersih, dan berharap nantinya sanitasi di desa juga makin baik," ungkap Lucas.
Baca juga: Hashim Djojohadikusumo pikat Pendanaan Hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
Selain itu, Toni, Ketua Forum Juring Bersatu yang menerima bantuan Rumah Sanggar dan Budaya, Rumah Penjemuran (Solar Dryer), serta pelatihan produksi anyaman, juga merasakan dampak positif dari program TJSL PLN.
"Program ini sangat membantu kami dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kami bisa mengolah hasil hutan bukan kayu dengan lebih efisien dan memanfaatkan rumah sanggar untuk kegiatan budaya dan pelatihan," terang Toni.
Akmal Azis, Tim Ahli dari PT CFCiD, menjelaskan bahwa pengukuran menggunakan SROI dan IKM memberikan gambaran yang jelas tentang sejauh mana program TJSL PLN memberikan manfaat sosial bagi masyarakat.
"Melalui pengukuran ini, kami dapat melihat bahwa program-program yang dijalankan oleh PLN tidak hanya berdampak secara langsung kepada masyarakat, tetapi juga berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi dan pengembangan kapasitas masyarakat," ujar Akmal.
Dengan pengukuran yang dilakukan oleh lembaga independen, PLN semakin yakin bahwa setiap upaya yang dilakukan dalam program TJSL memberikan dampak sosial yang signifikan.
Baca juga: Menuju interkoneksi kelistrikan Kalimantan, PLN selesaikan energize jaringan Kendawangan-Sukamara
Baca juga: PLN dukung pemerintah capai 75 persen energi terbarukan