Jumlah dokter di Kotim belum capai 50 persen dari kebutuhan

id Jumlah dokter di Kotim belum capai 50 persen dari kebutuhan, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, kesehatan

Jumlah dokter di Kotim belum capai 50 persen dari kebutuhan

Sejumlah dokter di Kotim yang menghadiri acara Muscab IDI Cabang Kotim di Aquarius Boutique Hotel Sampit, Minggu (15/12/2024). ANTARA/Devita Maulina

Sampit (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Umar Kaderi menyebut jumlah dokter yang ada di wilayah setempat masih jauh dari kata ideal, bahkan belum mencapai 50 persen dari kebutuhan.

“Kita masih sangat kekurangan tenaga dokter dan ini telah menjadi problematika di Kotim selama ini,” kata Umar di Sampit, Minggu.

Hal ini ia sampaikan usai menghadiri Musyawarah Cabang (Muscab) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kotim yang turut dihadiri Wakil Bupati Kotim Irawati dan sejumlah pejabat daerah.

Berdasarkan data IDI Kotim, jumlah dokter aktif yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur hanya 181 orang. Secara rasio idealnya satu dokter melayani 1.000 penduduk.

Sementara, data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) pada semester pertama 2024 setidaknya ada 443.000 penduduk di Kotim. Artinya, untuk mencapai jumlah ideal dan memberikan pelayanan kesehatan yang optimal di Kotim dibutuhkan 443 dokter.

“Katakan lah saat ini ada sekitar 450.000 penduduk, kalau 181 dokter dibagi jumlah penduduk itu berarti hasilnya 0,4 dokter per 1000 penduduk. Kita masih kekurangan banyak dokter, seharusnya kita butuh 450 dokter,” ujarnya.

Baca juga: Pengamanan di Lapas Sampit diperketat jelang Natal dan Tahun Baru

Umar menambahkan, akibat kekurangan jumlah dokter tersebut, ada sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan di Kotim yang tidak memiliki dokter, di antaranya Puskesmas Tumbang Penyahuan dan Puskesmas Tumbang Kalang.

Sebagai solusi jangka pendek, pihaknya meminta dokter dari fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar bisa membantu di tempat-tempat yang belum tersedia dokter, supaya pelayanan kesehatan tetap bisa berjalan, karena pelayanan kesehatan adalah hak dasar setiap warga negara.

Kemudian untuk solusi jangka panjang, pihaknya berupaya merekrut tenaga kesehatan, khususnya dokter melalui penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). 

Meskipun, cara ini belum mencapai hasil yang diharapkan. Seringkali ketika perekrutan tenaga dokter untuk daerah-daerah terpencil dan sangat terpencil jarang ada yang mengisi atau kurang diminati.

“Di satu sisi kita kekurangan tenaga dokter, tapi di sisi lain minat dokter untuk mengabdi di daerah terpencil dan sangat terpencil itu sangat kurang. Salah satu yang bisa kami lakukan saat ini adalah menempatkan dokter paruh waktu di Puskesmas yang belum ada dokter, sembari terus membuka formasi untuk penerimaan dokter,” demikian Umar. 

Baca juga: BNNP Kalteng razia sejumlah THM di Sampit

Baca juga: Pemkab Kotim harap IDI tingkatkan profesionalisme pelayanan kesehatan

Baca juga: 142 guru PAUD Kotim diedukasi pengetahuan kesetaraan gender