AKI kategori pemda jadi wujud apresiasi dalam memajukan kebudayaan

id aki,kalteng,kalimantan tengah,palangka raya

AKI kategori pemda jadi wujud apresiasi  dalam memajukan kebudayaan

Penjabat Bupati Kudus Muhammad Hasan Chabibie saat memperoleh penghargaan anugerah kebudayaan indonesia di Jakarta, Rabu (18/12/2024) malam. (ANTARA/HO-Humas Disbudpar Kudus.)

Jakarta (ANTARA) - Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) kategori Pemerintah Daerah digelar sebagai bentuk penghargaan atas komitmen daerah dalam memajukan kebudayaan.

Direktur Jenderal Pelindung Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan Restu Gunawan mengatakan proses seleksi penghargaan berlangsung sangat ketat, dengan melibatkan berbagai indikator dan tahapan seleksi yang dilakukan secara terukur sejak Juni hingga November 2024.

“Anugerah Kebudayaan Indonesia diberikan kepada pemerintah daerah. Untuk itu, perlu diberi kesempatan lebih kuat kepada daerah yang telah memiliki kebijakan, program, pelindungan, dan pelestarian kebudayaan yang melibatkan masyarakat,” kata Restu ketika memberikan laporan acara dalam gelaran AKI kategori pemerintah daerah di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Rabu malam (18/12).

Seleksi dilakukan dalam dua tahap besar, dimulai dengan pengumpulan data dan dilanjutkan dengan verifikasi lapangan.

Pada tahap pertama, tim seleksi bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, dan Litbang Kompas, yang kemudian melihat berbagai aspek seperti pertumbuhan Indeks Pembangunan Kebudayaan, alokasi dan realisasi anggaran kebudayaan, hingga keberadaan peraturan daerah yang mendukung pemajuan kebudayaan.

Selain itu, mereka juga menilai tipologi organisasi perangkat daerah (OPD) yang bertanggung jawab atas kebudayaan, apakah berupa dinas khusus kebudayaan atau gabungan dengan bidang lain.

Baca juga: Ini rahasia Bumi Aki tetap jadi tujuan wisata kuliner

Tahap kedua seleksi melibatkan wawancara langsung dengan perwakilan pemerintah daerah dan pelaku budaya setempat.

Dalam tahap tersebut, tim penilai mendalami program-program kebudayaan, realisasi anggaran, hingga jumlah dan kualitas warisan budaya yang telah ditetapkan.
Restu menegaskan bahwa seleksi ini dirancang untuk menggali potensi terbaik dari daerah-daerah yang telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam melestarikan kebudayaan.

"Proses penilaian juga melibatkan para ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti sejarawan, pakar politik, hingga budayawan ternama, yang kehadirannya dirasa bisa memastikan seleksi dilakukan secara transparan, kredibel, dan berbobot," ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa penghargaan tersebut bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari komitmen baru, karena pemerintah daerah yang menerima penghargaan diharapkan menjadi teladan bagi daerah lainnya dalam mengelola kebudayaan.

Melalui seleksi yang ketat dan berbasis data, AKI diharapkan menjadi pemacu semangat bagi seluruh daerah untuk terus melestarikan dan memanfaatkan kekayaan budaya.

Di tengah dinamika global, kebudayaan lokal tetap menjadi pondasi jati diri bangsa yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang, tambahnya.

Adapun, daerah-daerah yang menjadi juara dalam acara AKI kategori Pemerintah Daerah pada tingkat kota adalah Yogyakarta dan Bukittinggi yang berhasil meraih piala emas.

Sementara itu, piala perak diraih oleh kota Palembang, Denpasar dan Surakarta, serta Palopo dengan Bandung menyabet piala perunggu.

Pada Tingkat Kabupaten, Kulonprogo bersama Kudus berhasil memenaglan piala emas, dan Musi Banyuasin, Gunung Kidul, Bantul dan Jembrana meraih piala perak.

Selain itu, tiga daerah mendapatkan piala peringgu, yakni Karangasem, Buton Selatan, dan Sleman. Di tingkat provinsi sebanyak empat wilayah mendapatkan penghargaan emas, yaitu Kepulauan Riau, Bali, DKI Jakarta, hingga D.I Yogyakarta.

Sedangkan Sumatera Barat mendapatkan penghargaan perak, dan perunggu berhasil diraih oleh Sumatera Selatan.