Palangka Raya (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR), Kalimantan Tengah (Kalteng) melaksanakan workshop pembukaan program studi (Prodi) Sarjana Gizi di Kampus-2 UMPR.
"Workshop ini kami laksanakan untuk sama-sama mencari ilmu, terutama di bidang kesehatan," kata Rektor UMPR Dr Muhammad Yusuf di Palangka Raya, Senin.
Dia mengatakan, hasil survey, bahwa di wilayah Kalimantan Tengah masih sangat minim sekali di bidang atau program studi yang berbasis kesehatan, padahal di provinsi ini masih sangat membutuhkan sumber daya tersebut.
"Jadi, adanya workshop ini menjadi bekal kita untuk mengembangkan prodi baru di UMPR," kata Muhammad Yusuf usai workshop.
Rektor UMPR itu juga mengucapkan terima kasih kepada Sekretaris Umum Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI), Prof Budi Setiawan, PhD serta Dr dr Amir Syafruddin, M Med Ed yang hadir dan menjadi narasumber pada acara itu. Kegiatan ini juga diikuti dosen dan tenaga pendidik dari Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) UMPR.
Yusuf mengatakan, kurikulum menjadi kiblat mengenai bahan pembelajaran yang dapat dipedomani dalam aktivitas belajar mengajar. Untuk itu, kegiatan tersebut menjadi sebuah langkah strategis untuk memperkuat kurikulum dan memastikan kesesuaian tenaga pengajar dengan pendidikan yang dibutuhkan masyarakat saat ini.
"Workshop ini berfokus pada bahasan kurikulum pada bidang yang mempelajari pentingnya nutrisi pada kehidupan manusia, terutama hubungan antara asupan makanan dengan kesehatan," katanya.
Sebagaimana di Kalimantan Tengah memiliki makanan khas yang kaya akan nutrisi, seperti ikan gabus, ikan saluang, dan kelakai yang sering dimanfaatkan sebagai makanan pokok karena diketahui mengandung protein, kalsium, dan vitamin.
Melalui kegiatan ini, dia berharap UMPR dapat semakin mengukuhkan posisinya sebagai kampus yang mampu mencetak generasi unggul yang berkualitas tinggi di berbagai bidang, khususnya pada bidang kesehatan.
Sementara itu, Prof Budi Setiawan selaku narasumber utama mengatakan, membangun kurikulum yang adaptif pada ilmu gizi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sangat penting dilakukan.
"Sebelum kita menciptakan prodi gizi, kita sebagai dosen harus menyiapkan diri terlebih dahulu, tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkannya dalam konteks nyata untuk memajukan kesehatan dan kesejahteraan manusia, sebagaimana gizi cukup dan seimbang adalah kunci tubuh sehat," katanya.