Legislator Kotim dorong ponpes di wilayah rawan buaya ajukan proposal bantuan

id DPRD Kotawaringin Timur, DPRD Kotim, Kalimantan Tengah, DPRD, Kotim, Zainuddin, Kalteng

Legislator Kotim dorong ponpes di wilayah rawan buaya ajukan proposal bantuan

Anggota DPRD Kotawaringin Timur Zainuddin. ANTARA/HO-DPRD Kotim.

Sampit (ANTARA) - Legislator Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Zainuddin ikut menyoroti kondisi para santri di Kecamatan Pulau Hanaut yang menghadapi risiko serangan buaya ketika mandi, mencuci maupun buang air ke sungai.

"Saya sarankan pihak pondok pesantren mengajukan proposal permohonan bantuan ke pemerintah daerah untuk pembuatan fasilitas MCK (mandi, cuci dan kakus), agar para santri tidak perlu lagi ke sungai," kata Zainuddin di Sampit, Selasa.

Sebelumnya diberitakan, bahwa para santri di Pondok Pesantren Tahfdizul Qur’an Darul Iman Desa Babaung, Kecamatan Pulau Hanaut harus menghadapi ancaman serangan buaya lantaran terbatasnya fasilitas MCK yang disediakan di pondok pesantren.

Sementara menurut keterangan kepala desa setempat, di Sungai Babaung tempat para santri mandi sering terlihat kemunculan buaya berukuran besar yang sewaktu-waktu bisa menyerang manusia yang beraktivitas di sungai itu.

Hal ini pun turut menjadi perhatian DPRD setempat, khususnya Zainuddin yang merupakan perwakilan daerah pemilihan (Dapil) III Kotim meliputi Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara, Pulau Hanaut dan Teluk Sampit.

Anggota DPRD Kotim itu pun mengaku prihatin dengan kondisi yang dihadapi warga di wilayahnya, terlebih ia sendiri sering mendengar informasi terkait kemunculan hingga kasus serangan buaya di wilayah tersebut.

"Tentunya kita berharap agar pondok pesantren bisa membangun fasilitas MCK yang layak di darat, tapi dengan jumlah santri yang cukup banyak ditambah lagi pondok pesantren itu pemasukannya tidak tentu, maka kami berharap ini bisa menjadi perhatian pemerintah," ujarnya.

Pihaknya juga mendorong pemerintah daerah agar lebih memperhatikan kondisi masyarakat yang berada di wilayah rawan serangan buaya. Pemerintah daerah diharap tidak sekadar memberikan imbauan agar masyarakat tidak beraktivitas ke sungai, tapi juga memberikan solusi, salah satunya dengan membangun fasilitas MCK agar warga tak perlu lagi turun ke sungai.

Baca juga: Pemkab Kotim upayakan bantuan bibit sawit berkualitas untuk petani

"Jadi kepada pondok pesantren buatlah proposal bantuan ke pemerintah daerah, jangan sampai ada santri yang menjadi korban serangan buaya. Apalagi baru-baru ini sudah ada korban meninggal karena serangan buaya dan kemunculan buaya juga sering," saran Zainuddin.

Selain itu, ia menyarankan agar dibangun pagar di sekeliling pondok pesantren dan bibir sungai untuk mencegah santri mandi ke sungai. Sebab, santri yang rata-rata merupakan anak-anak mungkin masih tergoda untuk berenang atau bermain ke sungai walau nanti fasilitas MCK sudah tersedia, sehingga perlu diantisipasi.

"Mudah-mudahan proposal itu nantinya bisa menjadi perhatian dan dikabulkan oleh pemerintah daerah, karena ini berkenaan dengan nyawa manusia," demikian Zainuddin.

Baca juga: Disdik Kotim tegaskan penerimaan murid baru tidak dipungut biaya

Baca juga: Pemkab Kotim upayakan akses air bersih untuk minimalkan risiko serangan buaya

Baca juga: Pemkab Kotim siapkan lahan untuk pembangunan sekolah rakyat