Sampit (ANTARA) - Kinerja Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Cabang Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah di bawah kepemimpinan Endra Rosana dalam lima tahun terakhir, mendapat apresiasi karena menunjukkan banyak kemajuan.
"Alhamdulillah untuk Cabang Kotawaringin Timur menunjukkan perkembangan yang bagus, makanya dipercaya menjalankan program-program pusat, di antaranya adalah program Inklusi," kata Bendahara DPD PKBI Kalimantan Tengah, Djuwiyanto di Sampit, Jumat.
Hal itu disampaikannya usai membuka Musyawarah Cabang VI PKBI Cabang Kotawaringin Timur yang digelar di aula Sekretariat Nahdlatul Ulama Kotawaringin Timur. Kegiatan ini dihadiri pejabat perwakilan sejumlah instansi pemerintah daerah.
Musyawarah cabang ini juga akan diisi dengan pemilihan ketua baru menggantikan kepengurusan dipimpin Endra Rosana yang akan mengakhiri masa bakti periode 2020-2025.
Djuwiyanto berharap kepengurusan baru nantinya dapat melaksanakan program-program yang selama ini sudah dijalankan oleh pengurus sebelumnya. Pengurus Daerah PKBI Kalimantan Tengah juga berkomitmen untuk meningkatkan dukungan terhadap PKBI Kotawaringin Timur.
Dijelaskan Djuwiyanto, PKBI merupakan organisasi nonprofit yang melakukan pendampingan-pendampingan kepada keluarga-keluarga yang rentan atau marginal, termasuk kelompok-kelompok supaya mereka lebih berdaya saing dan lebih bisa diterima di masyarakat dengan segala potensinya.
PKBI di Kalimantan Tengah terdapat di Kota Palangka Raya, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, Kapuas, Barito Utara dan Barito Selatan. Kotawaringin Timur menjadi salah satu daerah yang mendapatkan dukungan besar melalui program-program dari PKBI pusat.
Salah satu perhatian PKBI adalah kelompok remaja. Bahkan PKBI mempunyai program khusus untuk pembinaan terhadap remaja yakni program Sentra Informasi dan Aktivitas Remaja (SIAR).
Baca juga: Wabup Kotim: ASN sengaja hindari tes narkoba jadi target BNNP
Program ini diharapkan bisa mengarahkan remaja untuk bisa menjauhkan diri dari hal-hal negatif seperti penggunaan narkoba, seks pranikah maupun pernikahan dini.
Dengan adanya pendewasaan usia perkawinan maka diharapkan akan lahir generasi-generasi yang berkualitas. Ini sejalan dengan program pemerintah pusat dalam mendorong penguatan pola asuh.
"Salah satunya dengan sasaran di remaja karena ketika kita bisa mengintervensi maka remaja-remaja ini punya kontribusi yang besar terhadap penurunan stunting, khususnya dari aspek pendewasaan usia perkawinan tadi," ujar Djuwiyanto.
Dia menyebutkan, prevalensi stunting di Kalteng yang dirilis pekan lalu menunjukkan penurunan 1,4 persen yakni dari 23,5 persen menjadi 22,1 persen. PKBI akan terus mendampingi keluarga rentan agar melahirkan generasi yang memiliki kualitas.
"Keterlibatan remaja memberikan kontribusi signifikan dalam melahirkan generasi berkualitas. Tujuannya agar mereka siap menjadi ayah dan ibu sehingga berpengaruh terhadap kualitas anak yang dilahirkan. Kita juga akan terus mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kotawaringin Timur," demikian Djuwiyanto.
Ketua PKBI Cabang Kotawaringin Timur Endra Rosana mengatakan, PKBI bukan hal baru di Kotawaringin Timur. PKBI selalu bergandengan dengan instansi seperti Dinas Kesehatan terkait HIV/AIDS, Dinas Sosial terkait pramuria dan anggota komunitas, Dinas KB terkait sosialisasi kesehatan reproduksi serta instansi lainnya. Selain itu ada juga program Inklusi yang melibatkan banyak instansi di daerah.
Endra mengajak semua pihak untuk harus benar-benar siap menjadi bagian dari keluarga. Tujuannya agar jangan sampai merepotkan anggota keluarga lainnya.
"Siapapun yang melanjutkan kepengurusan, PKBI diharapkan lebih baik lagi. Kita akan kawal bersama PKBI. Mudah-mudahan kepengurusan baru nantinya bisa lebih baik lagi," demikian Endra Rosana.
Baca juga: Pemkab Kotim komitmen wujudkan transparansi SPMB
Baca juga: Peringati HUT ke-68, Wabup Kotim doakan Kalteng semakin jaya
Baca juga: Kementan pantau progres pembentukan Koperasi Merah Putih di Kotim
