PKBI Kotim minta RSUD Murjani Sampit tingkatkan layanan hemodialisa
Sampit (ANTARA) - Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah berharap RSUD dr Murjani Sampit meningkatkan layanan hemodialisa atau cuci darah karena sangat dibutuhkan masyarakat.
"Ini sangat dibutuhkan karena banyak yang memerlukan. Kasihan pasien yang bolak balik harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Saya selaku masyarakat sangat berharap skala prioritas dari program yang dijalankan pemerintah," kata Ketua PKBI Kotawaringin Timur, Endra Rosana di Sampit, Jumat.
Endra mengaku prihatin mendengar cerita cukup banyak penderita gagal ginjal yang harus menjalani cuci darah. Terbatasnya layanan cuci darah di RSUD dr Murjani membuat ada pasien yang harus menjalani cuci daerah di rumah sakit di daerah lain seperti Palangka Raya dan Banjarmasin.
"Kasihan juga melihat warga Kotim yang bolak balik Palangka untuk cuci darah, bahkan sampai ada yang pindah ke Palangka Raya hanya untuk bisa rutin cuci darah," timpal Endra yang juga Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kotawaringin Timur.
Menurut Endra, layanan cuci darah sangat vital karena menyangkut keselamatan dan mendesak. Untuk itu pemerintah daerah melalui RSUD dr Murjani Sampit meningkatkan pelayanan dengan menambah kapasitas layanan hemodialisa tersebut untuk mengimbangi tingginya kebutuhan pasien.
Baca juga: Pemkab Kotim diminta optimalkan keberadaan PPID untuk keterbukaan publik
"Sumber daya manusianya juga harus ditambah untuk mendukung peningkatan layanan cuci darah. Kalau fasilitas cuci darah di RSUD dr Murjani Sampit semakin lengkap maka akan sangat meringankan beban masyarakat," ujar Endra.
Bupati Halikinnor saat meninjau layanan hemodialisa di RSUD dr Murjani Sampit mengatakan, sudah ada enam mesin cuci darah yang dioperasikan. Ditargetkan sebanyak 21 mesin yang nantinya akan dioperasikan di rumah sakit tersebut.
Saat ini ada delapan orang yang sedang dilatih untuk memperkuat sumber daya manusia pelayanan hemodialisa. Peningkatan jumlah mesin serta SDM menjadi perhatian serius demi peningkatan pelayanan hemodialisa.
"Selama ini pasien cuci darah di daerah kita harus ke Banjarmasin atau Palangka Raya. Mereka harus menginap sampai dua minggu, begitu juga keluarganya sehingga akan menimbulkan biaya besar. Mudah-mudahan kita bisa terus meningkatkan layanan hemodialisa ini sehingga semua pasien bisa kita tangani di rumah sakit Murjani Sampit ini," demikian Halikinnor.
Baca juga: Ombudsman RI dukung konsep pelayanan Habaring Hurung
Baca juga: KPPN Sampit sebut aktivitas perekonomian daerah meningkat
Baca juga: 252 jenis layanan siap dibuka di Mal Pelayanan Publik Habaring Hurung
"Ini sangat dibutuhkan karena banyak yang memerlukan. Kasihan pasien yang bolak balik harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Saya selaku masyarakat sangat berharap skala prioritas dari program yang dijalankan pemerintah," kata Ketua PKBI Kotawaringin Timur, Endra Rosana di Sampit, Jumat.
Endra mengaku prihatin mendengar cerita cukup banyak penderita gagal ginjal yang harus menjalani cuci darah. Terbatasnya layanan cuci darah di RSUD dr Murjani membuat ada pasien yang harus menjalani cuci daerah di rumah sakit di daerah lain seperti Palangka Raya dan Banjarmasin.
"Kasihan juga melihat warga Kotim yang bolak balik Palangka untuk cuci darah, bahkan sampai ada yang pindah ke Palangka Raya hanya untuk bisa rutin cuci darah," timpal Endra yang juga Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kotawaringin Timur.
Menurut Endra, layanan cuci darah sangat vital karena menyangkut keselamatan dan mendesak. Untuk itu pemerintah daerah melalui RSUD dr Murjani Sampit meningkatkan pelayanan dengan menambah kapasitas layanan hemodialisa tersebut untuk mengimbangi tingginya kebutuhan pasien.
Baca juga: Pemkab Kotim diminta optimalkan keberadaan PPID untuk keterbukaan publik
"Sumber daya manusianya juga harus ditambah untuk mendukung peningkatan layanan cuci darah. Kalau fasilitas cuci darah di RSUD dr Murjani Sampit semakin lengkap maka akan sangat meringankan beban masyarakat," ujar Endra.
Bupati Halikinnor saat meninjau layanan hemodialisa di RSUD dr Murjani Sampit mengatakan, sudah ada enam mesin cuci darah yang dioperasikan. Ditargetkan sebanyak 21 mesin yang nantinya akan dioperasikan di rumah sakit tersebut.
Saat ini ada delapan orang yang sedang dilatih untuk memperkuat sumber daya manusia pelayanan hemodialisa. Peningkatan jumlah mesin serta SDM menjadi perhatian serius demi peningkatan pelayanan hemodialisa.
"Selama ini pasien cuci darah di daerah kita harus ke Banjarmasin atau Palangka Raya. Mereka harus menginap sampai dua minggu, begitu juga keluarganya sehingga akan menimbulkan biaya besar. Mudah-mudahan kita bisa terus meningkatkan layanan hemodialisa ini sehingga semua pasien bisa kita tangani di rumah sakit Murjani Sampit ini," demikian Halikinnor.
Baca juga: Ombudsman RI dukung konsep pelayanan Habaring Hurung
Baca juga: KPPN Sampit sebut aktivitas perekonomian daerah meningkat
Baca juga: 252 jenis layanan siap dibuka di Mal Pelayanan Publik Habaring Hurung