Palangka Raya (ANTARA) - Seorang guru SMA di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng) Andreas (56) yang menderita sakit hiperglikemia atau kondisi tingginya kadar glukosa di dalam darah tertolong Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam pelayanan kesehatan.
"Seminggu yang lalu awalnya saya mengalami sakit kepala dan badan yang lemas. Akibat sakit tersebut, saya memutuskan pergi ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan," katanya di Palangka Raya, Rabu.
Ia tidak menyangka tubuhnya menyimpan masalah serius, karena selama ini merasa sehat dan tidak pernah memeriksakan kondisi kesehatannya secara rutin.
Menurut Andreas, saat itu ia didiagnosa oleh dokter telah menderita asam lambung. Namun berselang satu minggu kemudian ia mengalami gejala lain dengan muntah disertai diare. Berawal dari situ ia kemudian dibawa oleh keluarganya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Bhayangkara Kota Palangka Raya.
“Awalnya malam-malam kepala saya sakit sekali rasanya, badan juga lemas tidak seperti biasanya. Saya belum pernah merasakan sakit kepala yang seperti ini sebelumnya, biasanya langsung sehat-sehat saja dan bisa melakukan aktifitas saya sebagai guru olahraga dengan lancar," katanya.
Karena tidak kunjung berkurang rasa sakitnya, esoknya dia dibantu anak untuk konsultasi ke dokter di FKTP. Waktu itu diinformasikan oleh dokter kalau hanya asam lambung saja.
"Akhirnya saya dibawa ke rumah sakit karena kondisi semakin menurun, sering muntah dan diare,” ujar Andreas.
Andreas menjelaskan bahwa setelah menjalani pemeriksaan di IGD, dokter menemukan kadar gula darahnya sangat tinggi jauh melampaui batas ambang normal.
Ia mengaku tidak pernah menjalani pemeriksaan kesehatan rutin sebelumnya meskipun terdaftar sebagai peserta aktif Program JKN. Hal ini disebabkan karena ia merasa tidak memiliki keluhan kesehatan apa pun, sehingga tidak menyadari bahwa telah mengalami hiperglikemia dalam jangka waktu lama.
Setelah mendapatkan perawatan dan pengobatan intensif selama dua hari, kondisi gula darahnya mulai menunjukkan penurunan yang signifikan.
“Setelah diperiksa rekam jantung dan gula darah oleh dokter di IGD, ternyata kadar gula darah saya di angka 540 mg/dL. Sedangkan dalam kondisi yang normal harusnya sekitar 70-140 md/dL saja," katanya.
Dia merupakan peserta Program JKN kelas 1 tapi tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan rutin karena tidak merasa ada keluhan kesehatan sebelumnya.
"Jadi saya tidak tahu kalau ternyata saya selama ini punya penyakit hiperglikemia yang sudah sampai separah ini. Saya bersyukur setelah dua hari menjalani rawat inap dan mendapatkan pengobatan, kadar gula darah saya sudah turun signifikan menjadi 277 mg/dL,” jelas Andreas.
Andreas juga mengungkapkan bahwa pengalaman sakit yang dialaminya baru-baru ini menjadi peringatan berharga yang tidak ingin ia alami kembali.
Dia menyadari betapa pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, karena penyakit bisa muncul tanpa gejala yang jelas.
Ia juga merasa bersyukur telah terdaftar sebagai peserta Program JKN yang memungkinkannya mendapatkan pengobatan secara cepat dan tepat tanpa harus mengeluarkan biaya pribadi.
“Kejadian kemarin adalah pengalaman sakit yang sangat tidak ingin saya alami kembali dan sekaligus menyadarkan saya bahwa pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin," katanya.
Jangan menunggu sakit dulu baru periksa, karena ternyata penyakit bisa datang tanpa kita rasakan gejalanya.
"Untungnya saya sudah terdaftar dalam Program JKN, jadi pengobatan saya bisa ditangani dengan cepat dan baik tanpa mengharuskan saya untuk membayar secara pribadi,” kata Andreas.
