Palangka Raya (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan 2025 melakukan aksi nyata dalam pengabdian masyarakat di Dusun Katoang, Desa Bonto Matinggi, Kecamatan Tompo Bulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
"Melalui program kerja bertajuk mitigasi bencana berbasis wisata, mereka memperkenalkan Air Terjun Sapanna, destinasi eksotis yang selama ini tersembunyi dan belum banyak dikenal oleh masyarakat luas," kaya mahasiswa UMPR Program Studi Hukum Keluarga, M Abid Albaqie, melalui pernyataan yang diterima di Palangka Raya, Selasa.
Mahasiswa yang sekaligus menjadi Koordinator Desa di Posko Dusun Katoang dan merupakan penggagas kegiatan ini mengatakan, kegiatan pengabdian yang dilaksanakan pada Ahad, 20 Juli 2025 ini melibatkan pemasangan papan himbauan keselamatan dan penunjuk arah menuju lokasi air terjun.
Dia mengatakan, tindakan ini merupakan bentuk nyata kontribusi mahasiswa terhadap pengembangan potensi wisata lokal sekaligus upaya preventif terhadap risiko bencana, mengingat wilayah Tompo Bulu berada di daerah pegunungan dengan kondisi cuaca yang cepat berubah.
"Kami ingin menjadikan wisata ini bukan hanya dikenal, tetapi juga aman untuk dikunjungi. Melalui papan himbauan, pengunjung akan lebih siap secara fisik dan mental, serta terhindar dari potensi bahaya seperti cuaca ekstrem atau medan yang berat," ujarnya.
Abid juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang terlibat, mulai dari RT 04 Dusun Damma, kepala dusun, hingga rekan-rekan satu posko yang bekerja sama dengan penuh dedikasi.
"Saya yakin, ini merupakan amal jariah kita. Kita telah menunaikan salah satu kewajiban sebagai mahasiswa, yaitu mengabdi kepada bangsa. Semangat terus untuk program pengabdian selanjutnya!" ujar Abid penuh optimisme.
Sementara itu, Dosen Pembina Posko dari Universitas Hasanuddin Makassar sekaligus ahli geologi, Ilham Alimuddiin memberikan apresiasi atas kegiatan ini. Ia menilai bahwa penggunaan diksi "imbauan" dalam papan informasi adalah langkah cerdas dalam pendekatan mitigasi risiko wisata.
"Pemilihan kata 'imbauan' lebih menenangkan daripada 'peringatan'. Ini langkah tepat yang membuat pengunjung merasa nyaman namun tetap waspada," jelasnya.
Mutiara Tersembunyi Bernama Sapanna
Air Terjun Sapanna memang layak disebut sebagai permata tersembunyi. Terletak di jantung hutan yang rimbun dan belum banyak tersentuh, keindahan Sapanna menyuguhkan pengalaman wisata yang tidak hanya memanjakan mata, tapi juga menenangkan jiwa.
Air terjun ini menawarkan panorama alami yang memesona air jernih yang jatuh dari ketinggian di antara bebatuan berlumut, pepohonan rindang yang memberikan keteduhan, serta udara segar yang menyapu wajah setiap pengunjung.
Namun daya tarik Sapanna tidak berhenti di situ. Di sekitar kawasan air terjun, terdapat tempat pembuatan gula aren tradisional, yang menjadi representasi kearifan lokal masyarakat setempat. Pengunjung dapat menyaksikan langsung proses pembuatan gula aren dari nira pohon, diproses dengan ketelatenan oleh para pengrajin lokal.
Proses ini menciptakan harmoni antara alam dan budaya. Gemuruh air yang jatuh berpadu dengan aroma manis dari gula yang tengah dimasak, menghasilkan atmosfer yang menyentuh rasa dan nurani.
Simfoni Alam dan Budaya
Sapanna bukan sekadar tempat pelarian dari penatnya kehidupan kota. Ia adalah ruang refleksi, tempat di mana manusia kembali akrab dengan alam, sekaligus mengenal lebih dekat budaya dan tradisi yang masih terjaga. Kunjungan ke Air Terjun Sapanna tak hanya memberi pengalaman visual, tetapi juga makna mendalam tentang kebersahajaan dan harmoni.
Berkat dedikasi mahasiswa KKN Kebangsaan asal UMPR, tempat ini kini mulai dikenali. Dengan jalur yang lebih mudah ditemukan, informasi yang lengkap, serta dukungan masyarakat sekitar, Sapanna siap menyambut siapa pun yang ingin menelusuri keindahan alam dan merasakan manisnya tradisi.
