Trofi liga belum tentu jadi milik Arsenal

id Arsenal,Trofi liga Inggris,Kalteng,Trofi liga belum tentu jadi milik Arsenal

Trofi liga belum tentu jadi milik Arsenal

Ilustrasi manajer klub Liga Premier Inggris Arsenal, Mikel Arteta. (ANTARA/Gilang Galiartha)

Jakarta (ANTARA) - Arsenal memasuki pekan krusial Liga Inggris dengan keunggulan enam poin di puncak klasemen, namun masih belum aman dan menyimpan ancaman karena sejumlah tim pernah membalikkan defisit serupa untuk menjadi juara dalam sejarah Premier League.

“Di liga ini, tidak banyak. Kami bermain sangat baik, kami sangat konsisten, dan itu saja.” kata Manajer Arsenal Mikel Arteta menegaskan bahwa keunggulan enam poin belum menjamin apa pun.

Arsenal menikmati akhir pekan hampir ideal pada pekan ke-12 setelah melihat Manchester City dan Liverpool sama-sama kalah sebelum mereka menang meyakinkan atas Tottenham Hotspur. Hanya kemenangan Chelsea atas Burnley yang mencegah The Gunners memperlebar jarak lebih jauh.

Berdasarkan data dari laman resmi Premier League, sejarah menunjukkan bahwa enam tim yang pernah memimpin dengan selisih enam poin atau lebih setelah 12 laga akhirnya mengangkat trofi juara.

Yaitu Manchester United pada 1993/1994, Chelsea pada 2005/2006 dan 2014/2015, Manchester City pada 2017/2018, serta Liverpool pada 2019/2020 dan 2024/2025 semuanya mempertahankan keunggulan awal musim tersebut hingga akhir.

Namun yang perlu dicatat, jumlah tim yang berhasil mengejar ketertinggalan enam poin setelah 12 pertandingan justru lebih banyak. Tercatat tujuh juara Premier League pernah melakukannya, termasuk Manchester United yang lima kali membalikkan defisit serupa, dan Manchester City pada 2013/2014 serta 2020/2021, ketika mereka bahkan berada di peringkat kesembilan setelah pekan ke-12.

Arsenal sendiri pernah menjadi contoh paling ekstrem dalam sejarah liga ketika menutup defisit 13 poin pada musim 1997/1998 untuk melewati Manchester United. Kemenangan 1-0 di Old Trafford pada Maret 1998, melalui gol Marc Overmars, sering disebut sebagai momen penentu kebangkitan tersebut.

Meski pernah tampil dominan, Arsenal juga beberapa kali gagal mempertahankan posisi puncak. Pada 2013/2014 mereka merosot ke peringkat empat, lalu pada dua musim beruntun 2022/2023 dan 2023/2024 mereka gagal menjaga keunggulan dari Manchester City, termasuk rekor memimpin klasemen selama 248 hari pada musim 2022/2023 yang akhirnya berbuah kegagalan.

Musim lalu, Arsenal tidak pernah berada di puncak sebelum Liverpool menjadi juara. The Gunners kembali berhadapan dengan situasi serupa musim ini, dengan City dan Chelsea siap memanfaatkan setiap kelengahan.

Chelsea menjadi ancaman terdekat jelang laga Minggu (30/11) mendatang. Tim asuhan Enzo Maresca menang empat dari lima pertandingan terakhir tanpa kebobolan, termasuk kemenangan 3-0 atas Barcelona di Liga Champions yang semakin mengangkat kepercayaan diri skuad.

Pertarungan antara peringkat pertama dan kedua itu akan kembali mengubah komposisi persaingan perebutan gelar jika Chelsea mengambil kemenangan. Namun Arsenal dapat menguatkan posisi mereka di puncak jika mampu mencuri kemenangan di Stamford Bridge.

Penerjemah: Aditya Ramadhan


Pewarta :
Uploader : Ronny
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.