Jakarta (ANTARA) - Aktor Inggris pemeran Mr. Bean, Rowan Atkinson, mengaku sudah berhenti membaca ulasan dan kritik dari para pengulas maupun pakar perfilman sejak abad ke-20. Baginya, kini hanya ada satu tolok ukur keberhasilan yang benar-benar penting: data penonton.
"Satu-satunya hal yang menarik minat saya adalah berapa banyak orang menonton ini, dan apakah mereka ingin menonton lebih banyak? Itulah tes penentu, tanda kesuksesan bagi saya," kata Atkinson saat pemutaran acara Netflix terbarunya, Man Vs Baby, di London, seperti dilaporkan Variety, Kamis.
Atkinson mengatakan ia kerap memerankan karakter yang tidak menyenangkan seperti Blackadder, Johnny English, hingga Mr. Bean. Jika menjadi kritikus, ia bahkan menyebut Mr. Bean sebagai sosok yang egois, mementingkan diri sendiri, dan anarkis.
"Saya tidak menyukai Mr. Bean sebagai pribadi. Saya tentu tidak ingin makan malam bersamanya," ujarnya.
Kendati begitu, Mr. Bean tetap menjadi salah satu ekspor komedi terbesar Inggris sejak debutnya pada 1990. Karakter tersebut sudah tayang di lebih dari 190 negara, sementara kanal YouTube resminya memiliki 35 juta pelanggan dan lebih dari 12 miliar penayangan.
Menurut Atkinson, meskipun tingkah kekanak-kanakan Mr. Bean tidak membuatnya menjadi “pria yang baik”, karakter itu justru dicintai banyak orang.
"Mungkin dia sedikit mirip saya saat berusia 10 tahun, dengan ego kekanak-kanakan dan cara menyelesaikan masalah yang agak aneh. Tapi tetap saja, saya tidak ingin dia berada di rumah saya," kata dia.
Sementara Blackadder dinilainya sebagai sosok sinis dan negatif, dan Johnny English sebagai karakter yang sia-sia dan kurang menawan. Dalam Man Vs Baby, Atkinson merasa memerankan sosok Trevor Bingley yang lebih menyenangkan dan mudah disukai."Saya cukup menikmati berperan sebagai orang baik, sesuatu yang jarang saya lakukan," tuturnya.
Ketika ditanya apakah miniseri komedi tersebut akan berlanjut ke Man Vs … berikutnya, Atkinson menegaskan semuanya bergantung pada data penonton.
