Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kebudayaan memfasilitasi dialog antaranggota keluarga besar Keraton Surakarta Hadiningrat guna mendorong pelestarian nilai-nilai luhur budaya Jawa serta menjaga keharmonisan internal keraton.
Dialog yang digelar di Jakarta pada Sabtu (13/12) itu dihadiri perwakilan dari berbagai pihak keluarga keraton, termasuk GKR Wandansari Koes Moertiyah (Gusti's Putri), GRAy Putri Koes Moertiyah, GRAy Koes Sapariyam, KGPH Paundrakarna Jiwa Sasminta, serta KPH Edy Wirabhumi.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Kebudayaan Restu Gunawan menyatakan bahwa inisiatif ini merupakan respons atas dinamika internal keraton yang sempat menjadi perhatian publik.
“Kementerian Kebudayaan hadir sebagai fasilitator netral untuk membuka ruang dialog yang konstruktif. Kami percaya bahwa melalui komunikasi terbuka, keluarga besar Keraton Surakarta dapat menyelesaikan perbedaan dengan bijak, sambil tetap menjaga nilai-nilai luhur budaya Jawa,” ujar Restu dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Dialog berlangsung dalam suasana kekeluargaan dan saling menghormati. Para peserta sepakat untuk terus menjaga harmoni serta melestarikan tradisi keraton sebagai warisan budaya nasional.
Restu menekankan bahwa Keraton Surakarta bukan hanya simbol sejarah, tapi juga pusat pelestarian seni, adat istiadat, dan filsafat Jawa yang telah diakui dunia.
“Kami berkomitmen mendukung upaya pelestarian ini melalui program-program kebudayaan, termasuk pendokumentasian, revitalisasi tradisi, dan pemberdayaan masyarakat sekitar keraton,” katanya.
Kementerian Kebudayaan juga mendorong keraton untuk terus berperan aktif dalam pendidikan budaya bagi generasi muda, agar nilai-nilai luhur seperti gotong royong, harmoni, dan kebijaksanaan tetap hidup.
