Sampit (Antara Kalteng) - Seorang ibu saat mencuci di Sungai Mentaya, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, selamat dari serangan buaya pemangsa dengan menusukkan jari tangan ke mata hewan tersebut.

"Korban menderita luka bekas gigitan buaya di kaki kanan dan sudah diberi pertolongan. Kami mengimbau masyarakat lebih waspada saat beraktivitas di sungai," kata Kapolsek Jaya Karya Ipda Hamdan Samudro di Sampit, Senin.

Korban sambaran buaya tersebut adalah Rusmini (31) warga Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Korban disambar buaya saat mencuci pakaian di sungai pada Minggu (17/12) sekitar pukul 19.00 WIB.

Saat itu korban sedang menyelesaikan cucian. Tanpa diduga, kaki kanan korban yang sedang menjuntai ke air, disambar buaya. Untungnya saat itu sebagian tubuh korban masih di atas lanting terapung sehingga sempat berpegangan.

Saat suasana panik, korban refleks menusuk mata buaya menggunakan jarinya. Tindakan itu ternyata berhasil dan buaya yang kesakitan akhirnya melepaskan gigitannya. Korban yang berhasil selamat kemudian meminta pertolongan warga sekitar.

Kejadian itu langsung membuat gempar warga setempat. Kejadian ini membuat masyarakat makin waswas beraktivitas di sungai.

Sementara itu, Komandan Pos Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah di Sampit, Muriansyah, mengaku sudah mendapat informasi kejadian itu.

Dia mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan karena intensitas konflik buaya dengan manusia makin meningkat.

"Kebetulan saat ini saya sedang berada di Kupang, Nusa Tenggara Timur dalam rangka belajar masalah penanganan konflik buaya dengan manusia. Mudah-mudahan nanti bisa kita terapkan di Kotawaringin Timur," kata Muriansyah.

Serangan buaya terhadap warga sudah banyak memakan korban. Insiden buaya menerkam manusia di kawasan itu pernah terjadi di Kecamatan Pulau Hanaut, Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara dan Seranau.

Sebagian besar korbannya meninggal dunia. Bahkan ada beberapa korban yang jasadnya tidak pernah ditemukan lagi. 



Pewarta : Norjani
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024