Sampit (ANTARA) - Terobosan yang dilakukan Badan Pengelola Pendapatan Daerah (Bappenda) Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah dalam mengoptimalkan pendapatan aslinya daerah, ternyata menginspirasi daerah lain, diantaranya Kabupaten Kotawaringin Barat yang datang ke Sampit melakukan studi tiru.
"Kotim lebih dulu jadi wajar kami belajar ke Kotim, apalagi kami tahu di sini banyak kemajuan dalam hal pengelolaan pajak. Salah satu yang kami pelajari di sini adalah terkait bagaimana membangun kerjasama dengan wajib pajak hotel, restoran, rumah makan, parkir dan lainnya dengan teknik alat perekam, penggunaan "tapping box" atau istilah lainnya," kata Kepala Bappenda Kotawaringin Barat Molta Dena di Sampit, Selasa.
Molta Dena mengaku sengaja melakukan kaji tiru ke Kotawaringin Timur untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam pengelolaan pendapatan agar semakin baik. Pihaknya berterima kasih karena Bappenda Kotawaringin Timur menerima dengan tangan terbuka dan berbagi ilmu.
Bappenda di setiap daerah dihadapkan pada tuntutan yang sama sebagai dapur dalam menggali pendapatan asli daerah. Setiap daerah memiliki potensi pendapatan yang banyak namun cara menghimpunnya yang belum maksimal.
Molta Dena mengapresiasi pemanfaatan teknologi oleh Bappenda Kotawaringin Timur yang mampu membawa hasil positif terhadap pendapatan daerah. Sistem ini membuat pajak benar-benar objektif dan omzetnya riil.
"Cara seperti ini juga direkomendasikan oleh KPK karena wajib pajak akan yakin bahwa pajak yang mereka bayar akan sampai kepada pemerintah daerah, sedangkan kita sebagai pelaksana juga tidak akan bisa main-main karena ini yang bekerja adalah teknologi," ujar Molta Dena.
Dalam kunjungan ini Bappenda Kotawaringin Barat juga mendapat masukan terkait upaya menggali pendapatan dari sektor pajak penerangan jalan. Molta Dena mengaku selama ini pihaknya fokus pada pajak penerangan jalan hanya pada PLN, sedangkan potensi-potensi pada perusahaan belum tergarap.
"Di sini sudah menggarap itu dan hasilnya lumayan besar untuk PAD. Makanya kami belajar bagaimana menjalin kerjasama, bagaimana dasarnya dan lainnya sehingga nanti kami bisa juga menirunya," demikian Molta Dena.
Kepala Bappenda Kotawaringin Timur Marjuki melalui Kepala Bidang Pendaftaran, Pendataan data Pengolahan Data Bappenda Kotawaringin Timur yang sekaligus anggota tim teknologi informasi, Gusti Mukafi mengatakan, pihaknya dengan senang hati menerima dan bisa membantu.
Baca juga: PDIP resmi usung Halikinnor-Irawati di Pilkada Kotim
"Kami dengan senang hati membantu apa yang bisa kami bantu. Tadi Bappenda Kobar menanyakan beberapa hal seperti PPJ (pajak penerangan jalan), pajak hotel dan restoran serta penghapusan piutang," kata Gusti Mukafi.
Gusti Mukafi mengatakan, pemanfaatan teknologi dijalankan Bappeda Kotawaringin Timur sejak 2019 lalu. Alat "tapping box" dipasang di hotel, restoran dan rumah makan yang beromzet tinggi.
"Pengusaha tidak bisa lagi bermain-main karena kita bisa memantau jumlah konsumen atau nilai transaksi, baik tamu hotel maupun konsumen. Ini dirasa sangat membantu sehingga bisa lebih optimal," kata Gusti Mukafi.
Berbagai cara dilakukan untuk optimalisasi pendapatan daerah dari sektor pajak daerah. Salah satunya adalah pengembangan sistem aplikasi virtual private network (VPN) pencatatan transaksi penerimaan pajak hotel, restoran, hiburan, serta yang mendukung sistem aplikasi pada Bappenda.
Selain itu, juga ada pemasangan "tapping box" yang terkoneksi dengan sistem aplikasi Bappenda bagi wajib pajak hotel, restoran, hiburan dan parkir yang tidak mendukung VPN. Sistem ini membuat semua transaksi terdata secara pasti sehingga potensi pendapatan asli daerah juga tergambar dengan baik.
Baca juga: Legislator Kotim pertanyakan keseriusan pembangunan ketahanan pangan daerah
Baca juga: Sistem pembelajaran sekolah di Kotim jadi perhatian
Baca juga: DPRD Kotim desak ketegasan penertiban miras
"Kotim lebih dulu jadi wajar kami belajar ke Kotim, apalagi kami tahu di sini banyak kemajuan dalam hal pengelolaan pajak. Salah satu yang kami pelajari di sini adalah terkait bagaimana membangun kerjasama dengan wajib pajak hotel, restoran, rumah makan, parkir dan lainnya dengan teknik alat perekam, penggunaan "tapping box" atau istilah lainnya," kata Kepala Bappenda Kotawaringin Barat Molta Dena di Sampit, Selasa.
Molta Dena mengaku sengaja melakukan kaji tiru ke Kotawaringin Timur untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam pengelolaan pendapatan agar semakin baik. Pihaknya berterima kasih karena Bappenda Kotawaringin Timur menerima dengan tangan terbuka dan berbagi ilmu.
Bappenda di setiap daerah dihadapkan pada tuntutan yang sama sebagai dapur dalam menggali pendapatan asli daerah. Setiap daerah memiliki potensi pendapatan yang banyak namun cara menghimpunnya yang belum maksimal.
Molta Dena mengapresiasi pemanfaatan teknologi oleh Bappenda Kotawaringin Timur yang mampu membawa hasil positif terhadap pendapatan daerah. Sistem ini membuat pajak benar-benar objektif dan omzetnya riil.
"Cara seperti ini juga direkomendasikan oleh KPK karena wajib pajak akan yakin bahwa pajak yang mereka bayar akan sampai kepada pemerintah daerah, sedangkan kita sebagai pelaksana juga tidak akan bisa main-main karena ini yang bekerja adalah teknologi," ujar Molta Dena.
Dalam kunjungan ini Bappenda Kotawaringin Barat juga mendapat masukan terkait upaya menggali pendapatan dari sektor pajak penerangan jalan. Molta Dena mengaku selama ini pihaknya fokus pada pajak penerangan jalan hanya pada PLN, sedangkan potensi-potensi pada perusahaan belum tergarap.
"Di sini sudah menggarap itu dan hasilnya lumayan besar untuk PAD. Makanya kami belajar bagaimana menjalin kerjasama, bagaimana dasarnya dan lainnya sehingga nanti kami bisa juga menirunya," demikian Molta Dena.
Kepala Bappenda Kotawaringin Timur Marjuki melalui Kepala Bidang Pendaftaran, Pendataan data Pengolahan Data Bappenda Kotawaringin Timur yang sekaligus anggota tim teknologi informasi, Gusti Mukafi mengatakan, pihaknya dengan senang hati menerima dan bisa membantu.
Baca juga: PDIP resmi usung Halikinnor-Irawati di Pilkada Kotim
"Kami dengan senang hati membantu apa yang bisa kami bantu. Tadi Bappenda Kobar menanyakan beberapa hal seperti PPJ (pajak penerangan jalan), pajak hotel dan restoran serta penghapusan piutang," kata Gusti Mukafi.
Gusti Mukafi mengatakan, pemanfaatan teknologi dijalankan Bappeda Kotawaringin Timur sejak 2019 lalu. Alat "tapping box" dipasang di hotel, restoran dan rumah makan yang beromzet tinggi.
"Pengusaha tidak bisa lagi bermain-main karena kita bisa memantau jumlah konsumen atau nilai transaksi, baik tamu hotel maupun konsumen. Ini dirasa sangat membantu sehingga bisa lebih optimal," kata Gusti Mukafi.
Berbagai cara dilakukan untuk optimalisasi pendapatan daerah dari sektor pajak daerah. Salah satunya adalah pengembangan sistem aplikasi virtual private network (VPN) pencatatan transaksi penerimaan pajak hotel, restoran, hiburan, serta yang mendukung sistem aplikasi pada Bappenda.
Selain itu, juga ada pemasangan "tapping box" yang terkoneksi dengan sistem aplikasi Bappenda bagi wajib pajak hotel, restoran, hiburan dan parkir yang tidak mendukung VPN. Sistem ini membuat semua transaksi terdata secara pasti sehingga potensi pendapatan asli daerah juga tergambar dengan baik.
Baca juga: Legislator Kotim pertanyakan keseriusan pembangunan ketahanan pangan daerah
Baca juga: Sistem pembelajaran sekolah di Kotim jadi perhatian
Baca juga: DPRD Kotim desak ketegasan penertiban miras