Bandung (ANTARA
News) - Bupati Garut H Aceng M Fikri menyatakan alasan dirinya
menceraikan Fanny Oktora (18), perempuan yang dinikahi secara siri
selama empat hari karena faktor ketidakcocokan.
"Ya kan kalau nikah harus cocok, antara satu dengan lain. Satu hati
dan rasa sehingga untuk keabadian. Kalau tidak cocok, takdir itu bukan
tugas manusia. Kita harus sadar. Mau empat hari, sehari, tapi itu bukan
menjustifikasi yang saya lakukan," kata H Aceng M Fikri, di Gedung
Negara Pakuan Bandung, Senin malam.
Terkuaknya alasan Bupati Garut menceraikan Fanny Oktora tersebut,
diketahui usai dipanggil oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di
Gedung Negara Pakuan.
Bupati Garut juga membantah bahwa alasan dirinya menceraikan Fanny Oktora karena sudah tidak perawan.
"Saya tidak pernah sampaikan itu (Fanny tidak perawan) di media.
Saya juga punya etika. Masa itu disampaikan di publik. Mungkin yang
menyampaikan ialah yang bersangkutan ketika ditanya oleh media," kata
dia.
Menurut dia, sangat tidak etis jika dirinya harus menyampaikan
alasan perceraiannya tersebut karena sang istri siri sudah tidak perawan
lagi.
"Jika alasannya ini, kalau saya sampaikan di media saya dianggap yang tidak punya etika," kata dia.
Pada kesempatan tersebut, pihaknya menyampaikan permohonan maaf
kepada warga Garut apabila merasa telah terlecehkan atas tindakannya
tersebut.
"Bahwa saya tidak punya itikad melecehkan. Kepada publik saya mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Dan mudah-mudahan kejadian ini menjadi
bahan pembelajaran dikemudian hari," katanya.
Selain itu, pihaknya juga menyampaikan permohonan maaf kepada mantan istri, keluarga manta istri dan lingkungan pesantren.
"Saya menyatakan maaf untuk keluarga dan mantan istri, pesantren.
Saya sampaikan permohonnan maaf sebesar-besarnya. Manusia tidak luput
dari kekhilafan dan kesalahan," katanya. (ANT)
Bupati Garut ceraikan Fanny karena ketidakcocokan
"Bahwa saya tidak punya itikad melecehkan. Kepada publik saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. . .