Jakarta (ANTARA News) - Pengamat inteligen dan militer, Susaningtyas Kertopati, menyatakan, mantan Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI (Purnawirawan) Marsetio, berhasil membawa perubahan komprehensif dalam kultur korporasi TNI AL dan menggagas program pembangunan pendidikan SDM di TNI AL itu.
"Marsetio sukses membawa TNI AL untuk bekerja dengan visi the world class navy secara agresif," kata Nuning, Jakarta, Rabu.
Selain itu, Marsetio juga sadar dan paham untuk menjadikan TNI AL yang world class navy tentunya membutuhkan dukungan anggaran, regulasi, prajurit dan komponen tenaga pendidik yang mumpuni.
Marsetio yang juga doktor di bidang pertahanan, kata dia, juga telah menerapkan sistem yang membuat prajurit TNI AL memiliki karakter yang meliputi, pengetahuan (knowledge of subject), kepribadian (attitude), kemampuan memimpin (leadership ability), dan kemampuan memberi instruksi (knowledge of teaching techniques).
"Dengan komponen ini, bagi lembaga pendidikannya, TNI AL bisa mendidik dan mencetak SDM yang handal dan profesional di bidangnya, hingga TNI AL ke depan mampu menuju world class navy atau angkatan laut berkelas dunia," kata dia, yang menulis buku Komunikasi Dalam Kinerja Intelijen Keamanan.
Nuning menambahkan, tidak heran bila suasana serah terima jabatan Marsetio kepada Kepala Staf baru TNI AL, Laksamana Madya TNI Ade Supandi, begitu mengharukan. Sertijab sekaligus pelepasan Marsetio ini dilakukan di Dermaga Ujung Surabaya dengan inspektur upacara Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko.
Nuning menilai, gagasan Marsetio dapat dilihat dari bukunya, Sea Power Indonesia. Dalam buku tersebut dipahami sea power tidak berarti hanya armada kapal perang saja, tetapi juga mencakup seluruh potensi kekuatan maritim nasional.