Tugboad Sarpatim 09 Tenggelam Diduga Akibat Pelanggaran

Sampit (Antara Kalteng) - Tenggelamnya kapal tugboad Sarpatim 09 pada Sabtu (17/1) lalu di perairan Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah diduga akibat melakukan pelanggaran pelayaran.

"Sesuai ketentuan yang berlaku, setiap kapal tugboad yang berlayar minimal memiliki anak buah kapal (ABK) tujuh orang, namun faktanya di tugboad Sarpatim 09 hanya ada tiga orang," kata petugas Kasatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) wilayah Samuda, Oktav kepada wartawan di Sampit, Selasa.

Ketujuh ABK tersebut masing-masing bertugas di dek kapal tiga orang, kemudian tiga ABK berada di mesin dan satu orang sebagai koki.

Masih belum diketahui secara jelas pihak mana memberikan izin berlayar tugboad Sarpatim 09 tersebut.

Berdasarkan informasi surat izin berlayar (SIB) yang di kantongi kapal tugboad Sarpatim 09 tersebut di keluarkan oleh pihak kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuihan (KSOP) Sampit.

"Perusahaan pelayaran melakukan pelanggaran sebetulnya sudah sering terjadi, bahkan sudah bukan menjadi rahasia umum lagi, namun sayangnya belum ada sanksi tegas dari pihak terkait," katanya.

Bangkai kapal tugboad Sarpatim 09 hingga saat ini masih belum evakuasi, hanya sebatas di beri tanda agar tidak tertabrak oleh kapal yang melintas.

Sementara itu, akibat tenggelamnya tugboad Sarpatim 09 sembilan tersebut sedikitnya dua ABK tewas karena terjebak dalam kapal.

Dua korban ABK tewas tersebut adalah Zulkipli sebagai nahkoda dan Heri Kusmiran sebagai ABK.

Tugboad yang tenggelam tersebut milik perusahaan PT Sarmiento Parakantja Timber (Sarpatim) yang saat itu sedang menarik tongkang bermuatan kayu gelondongan.

Sementara itu, sebelumnya Kepala KSOP Sampit, Benny Noviandinudin mengatakan, tenggelamnya tugboad Sarpatim 09 akibat kelalaian.

"Penyebab tenggelamnya tugboad Sarpatim 09 masih belum jelas karena masih dalam proses penyidikan, namun informasi yang saya terima kapal itu tenggelam karena ABK lupa menutup kran pompa air," terangnya.




(T.KR-UTG/B/M009/M009)