Ramadi, Irak (ANTARA News) - Petempur kelompok Negara Islam (ISIS) pada
Minggu (17/5) sepenuhnya menguasai Kota Ramadi, Ibu Kota Provinsi Anbar,
Irak, setelah pasukan keamanan Irak mundur dari posisi mereka, kata
satu sumber keamanan provinsi.
Sumber itu memberitahu Xinhua, Senin pagi-- satuan militer di Markas
Brigade Ke-8 di sebelah utara Ramadi mundur sepenunya ke daerah sekitar
160 kilometer di sebelah barat Ramadi dan gerilyawan Daesh (ISIS)
menguasai markas mereka.
Anggota ISIS terlibat bentrokan sengit dengan pasukan keamanan dan
anggota milisi Sunni yang menjadi sekutunya di Ramadi Utara pada Minggu
larut malam. Gerilyawan fanatik tersebut sepenuhnya merebut kota itu
setelah tentara mundur dari markas Brigade Ke-8 Angkatan Darat, kata
sumber tersebut --yang tak ingin disebutkan jatidirinya.
Ia menambahkan petempur ISIS juga menahan ratusan keluarga yang gagal menyelamatkan diri.
Pada Minggu pagi, sumber tersebut mengatakan anggota ISIS menguasai
Kabupaten Al-Malab dan Kabupaten Iskan di Ramadi Tengah, lalu mendesak
ke daerah lain.
Gerilyawan ISIS melancarkan serangkaian serangan di Ramadi sejak
Kamis malam (14/5) dan menguasai Kabupaten Jamiyah dan Albu Alwan di
kota itu. Pada Jumat (15/5), anggota ISIS memperluas serangan di kota
tersebut dan merebut kompleks pemerintah di bagian tengahnya pada Sabtu.
Petempur kelompok fanatik itu kemudian mendesak ke dalam kota dan
melancarkan beberapa serangan, termasuk pemboman mobil bunuh diri,
meskipun tiga brigade dikerahkan ke medan tempur di Ramadi guna
mendukung pasukan keamanan dan anggota milisi sekutu pemerintah.
Angkatan Udara Irak telah memberi dukungan udara buat pasukan
keamanan yang bertempur di Ramadi, serta pesawat tempur koalisi pimpinan
AS --yang melancarkan beberapa serangan udara terhadap posisi ISIS di
dalam dan luar Ramadi, kata sumber tersebut.
Kelompok ISIS telah merebut sebagian besar Provinsi Anbar, yang
terbesar di Irak, dan berusaha bergerak maju ke arah Ibu Kota Irak,
Baghdad, tapi beberapa serangan balasan oleh pasukan keamanan dan
anggota milisi Syiah telah memukul mereka mundur.
Situasi keamanan di Irak telah memburuk secara dramatis sejak Juni
lalu, ketika bentrokan berdarah berkecamuk antara pasukan keamanan dan
anggota ISIS.
(Uu.C003)