Pemkab Kotim Terus Pasok Air Ke Lokasi Krisis

id air berish, pemkab kotim, krisis air bersih di kotim

Pemkab Kotim Terus Pasok Air Ke Lokasi Krisis

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur berjanji akan terus memasok air bersih membantu masyarakat yang sedang dilanda kekeringan hingga kondisi normal. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, hingga saat ini sudah memasok 172 tangki air bersih ke empat kecamatan di kawasan Selatan yang dilanda kekeringan dan krisis air bersih.

"Sejak 29 Juli lalu kami tetapkan darurat air bersih, sampai sekarang sudah terkirim ke empat kecamatan sebanyak 172 tangki air bersih," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotim, Rukmana Priyatna, di Sampit, Kamis.

Hampir tiga bulan ini, kekeringan melanda kawasan Selatan atau pesisir Kotim. Empat kecamatan yang dilanda krisis air bersih tersebut yaitu Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan, Pulau Hanaut dan Mentaya Hilir Utara.

Untuk penyaluran air bersih tersebut, BPBD berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Pekerjaan Umum, PDAM Dharma Tirta Sampit dan instansi lainnya. Untuk pembagian teknis di lapangan dikoordinir olah camat dan kepala desa.

Rabu siang kemarin, sebanyak tujuh tangki air bersih dipasok ke Pulau Hanaut. Untuk mengantar air bersih ke kecamatan yang berada di seberang sungai itu, distribusi darat hanya sampai dermaga Samudra Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, kemudian dibawa menggunakan tongkang menuju Pulau Hanaut.

Krisis air bersih di kawasan Selatan terjadi karena sumber air bersih seperti sumur dan danau mengering. Air sungai pun tak layak digunakan untuk konsumsi karena tingkat kekeruhan yang tinggi serta airnya asin akibat intrusi air laut.

"Pasokan air bersih akan terus dikirim sampai kondisi di sana sudah kembali normal. Kami terus berkoordinasi untuk memastikan tersedianya stok air bersih. Kalau sudah ada permintaan maka air langsung dikirim," jelas Rukmana.

Kemarau yang terjadi sejak Juli, diprediksi akan melanda hingga Oktober 2015. Untuk itulah pemerintah daerah terus melakukan upaya dalam menanggulangi dampak kemarau yakni kekeringan yang menyebabkan krisis air bersih serta kebakaran lahan yang menimbulkan asap.

Pemerintah daerah meminta perusahaan besar swasta untuk peduli membantu penanganan kebakaran lahan dan krisis air bersih. Perusahaan diharapkan mengerahkan tim pemadam kebakaran, membagikan masker, membantu krisis air bersih atau kegiatan lainnya yang dapat membantu menanggulangi dampak kebakaran lahan serta kekeringan, kata Rukmana.