Sampit (Antara Kalteng) - Jumlah hotspot atau titik panas di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, kembali meningkat sehingga harus diwaspadai semua pihak karena kebakaran lahan masih berpotensi terjadi.
"Kami memprediksi awal November baru mulai terjadi hujan secara rutin. Selama Oktober ini masih kering," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Bandara Haji Asan Sampit Yulida Warni di Sampit, Kamis.
Data BMKG, pantauan satelit pada pukul 05:00 WIB tercatat sebanyak 65 titik panas di Kotim. Sebarannya di Kecamatan Kotabesi 14 titik, Mentawa Baru Ketapang 8 titik, Mentaya Hilir Selatan 1 titik, Mentaya Hilir Utara 12 titik, Mentaya Hulu 2 titik, Parenggean 1 titik, Pulau Hanaut 1 titik, Seranau 19 titik, Telawang 3 titik dan Teluk Sampit 4 titik. Beberapa hari sebelumnya, titik panas di Kotim tidak terpantau karena terhalang pekatnya asap.
Jumlah titik panas di kabupaten tetangga juga kembali meningkat. Di Seruyan terpantau 9 titik yang tersebar di Kecamatan Hanau 2 titik dan Seruyan Hilir 7 titik. Titik panas di Kabupaten Katingan terpantau 56 titik yang terdapat di Kecamatan Kamipang 3 titik, Katingan Kuala 1 titik dan Mendawai 52 titik.
Pekatnya asap juga mengganggu jarak pandang di Sampit sehingga cukup mengganggu aktivitas masyarakat. Data BMKG, jarak pandang datar dari waktu ke waktu hanya berkisar 300 hingga 400 meter. Kepekatan asap juga dipengaruhi tiupan angin.
"Soal apakah ini asap kiriman, kita tidak bisa langsung menyimpulkannya. Kebakaran gambut itu bisa terus mengeluarkan asap karena bara sampai ke dalam tanah," ujar Yulida.
Untuk prakiraan cuaca Sampit berlaku Jumat (2/10), kondisinya diperkirakan berawan dan berasap. Angin bertiup dari Tenggara hingga Selatan dengan kecepatan rata-rata 5 sampai 14 km/jam. Suhu udara berkisar antara 23 hingga 33 derajat celcius. Kelembaban udara antara 50 sampai 96 persen, sedangkan ketinggian gelombang antara 2,0 hingga 4,0 meter.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Kotim telah memperpanjang masa tanggap darurat asap yang awal berakhir pada 30 September, diperpanjang hingga 15 Oktober. Kabut asap pekat yang masih sangat mengganggu, menjadi pertimbangan pemerintah daerah sehingga memutuskan perpanjangan masa tanggap darurat.
Berita Terkait
Ini minuman panas yang mampu membantu tangkal stres
Rabu, 20 November 2024 11:39 Wib
Specs dan Piero Indonesia rilis lini produk musim panas 2025
Sabtu, 16 November 2024 22:05 Wib
BMKG: Waspada suhu panas mencapai 38,4 derajat Celcius
Senin, 28 Oktober 2024 15:54 Wib
Melissa dan Bimba Y Lola luncurkan koleksi terbaru musim panas
Selasa, 27 Agustus 2024 12:30 Wib
Belasan warga Korsel meninggal akibat gelombang panas
Selasa, 6 Agustus 2024 16:50 Wib
Gelombang panas di Korsel sebabkan ratusan orang masuk rumah sakit
Minggu, 4 Agustus 2024 16:54 Wib
Suhu panas melanda pusat-pusat pariwisata di Bali
Selasa, 25 Juni 2024 15:34 Wib
Wilayah Makkah diguyur hujan setelah muncul peringatan cuaca panas
Selasa, 18 Juni 2024 5:54 Wib