Jakarta (Antara Kalteng) - Perum Bulog mengusulkan kepada pemerintah agar pengaturan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) 2016 lebih fleksibel menyesuaikan harga gabah dan beras petani.
Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu di Jakarta, Minggu mengatakan, usulan tersebut didorong oleh kendala HPP yang selalu di bawah harga pasar pasca ditetapkan setiap tahunnya, sehingga mempengaruhi upaya pengadaan gabah/beras oleh BUMN tersebut.
"HPP nantinya ditetapkan oleh kementerian teknis menyesuaikan dengan kondisi harga di pasar setelah melewati serangkaian penghitungan dan pengkajian, salah satunya mempertimbangkan data BPS," katanya.
Selain penetapan HPP yang lebih fleksibel, lanjutnya, perlu juga diterapkan Harga Dasar (HD) gabah maupun beras sebagai harga terendah yang berlaku di tingkat petani.
Menurut dia, penetapan harga dasar juga akan mengoptimalkan penyerapan beras petani saat panen raya karena Bulog boleh membeli di atas harga dasar, tapi tidak boleh kurang dari harga tersebut.
"Jadi nantinya akan ada dua harga yang ditetapkan dalam praktik penyerapan beras petani. Yakni harga dasar yang ditetapkan jelas besaran harganya, dan HPP yang sifatnya fleksibel," katanya.
Wahyu menyatakan, aturan keduanya baik HD maupun HPP yang fleksibel nantinya akan tertuang dalam inpres.
Menanggapi hal itu Ketua Asosiasi Petani Padi Nasional Rali Sukari mendukung penetapan usulan HPP di 2016 agar fleksibel diiringi penetapan harga dasar.
"Ketika pembelian komersial melebihi harga dasar silakan diserahkan ke petani mau jual ke Bulog atau ke pasar, dua-duanya tidak merugikan petani," katanya.
Menurut dia, penetapan harga dasar juga akan menolong ketika panen raya dilakukan serempak pada Maret 2016.
Rali yang juga Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Barat itu menyatakan, pihaknya telah memprediksi hal tersebut, sebab awal tanam padi di Jabar pun dilakukan serempak, artinya akan terjadi peningkatan produksi.
Harga beras dan gabah, tambahnya, bisa jatuh, didukung oleh kondisi cuaca hujan yang membuat kualitas gabah rendah, oleh karena itu agar Bulog sebagai mitra petani dapat menyiapkan alat pengering untuk dimanfaatkan petani.
"Pola kemitraan antara Bulog dan mitra harusnya dioptimalkan untuk membantu petani menghasilkan beras berkualitas baik dan harga wajar," katanya.
Berita Terkait
Tim PAKEM Pulang Pisau sosialisasikan Putusan MK Nomor 97/PUU-XIV/2016
Kamis, 31 Agustus 2023 7:15 Wib
DPRD Kalteng: Sudah tepat Perda Nomor 4/2016 direvisi
Kamis, 9 Februari 2023 14:06 Wib
Dua saksi kasus korupsi pengadaan tower PLN tahun 2016 diperiksa
Selasa, 3 Januari 2023 22:31 Wib
BNNP Kalteng rehabilitasi pecandu narkoba sebanyak 2.816 orang sejak 2016-2022
Jumat, 30 Desember 2022 19:49 Wib
Adele segera luncurkan lagu tunggal pertamanya sejak 2016
Rabu, 6 Oktober 2021 8:51 Wib
Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil di Kalteng terus dipacu sejak 2016
Kamis, 5 November 2020 10:58 Wib
Tingkatkan daya saing, sejak 2016 Pemprov Kalteng pacu pembinaan dan penuhi kebutuhan IKM
Senin, 19 Oktober 2020 9:59 Wib
Sejak 2016, dukungan KUMKM dalam pembangunan ekonomi Kalteng semakin nyata
Selasa, 13 Oktober 2020 11:24 Wib