Penyaluran Minyak Tanah, Pengusaha Curigai Adanya "Permainan" Antar Oknum

id Kotawaringin Timur, Sampit, Penyaluran Minyak Tanah, Pengusaha, Permainan Antar Oknum, Audy Valen

Penyaluran Minyak Tanah, Pengusaha Curigai Adanya "Permainan" Antar Oknum

Ilustrasi. (istimewa)

Ini awalnya masalah diskriminasi pelayanan, cuma diduga ada "permainan" antar oknum...."
Sampit (Antara Kalteng) - Pengusaha pemilik pangkalan minyak tanah mencurigai ada kecurangan dalam penyaluran minyak tanah bersubsidi di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah karena ada kejanggalan ditemukan di lapangan.

"Ini awalnya masalah diskriminasi pelayanan, cuma diduga ada "permainan" antar oknum. Soalnya, pimpinan TBBM Pertamina Sampit tidak mengetahui permasalahan yang kami sampaikan tadi," kata Koordinator Pangkalan Minyak Tanah Kecamatan Kotabesi, Audy Valent di Sampit, Senin.

Sejak 1 Agustus 2016, Pertamina membedakan warna jenis minyak tanah yakni ungu atau pink untuk minyak tanah bersubsidi dan putih bening untuk minyak tanah industri atau nonsubsidi. Kecurigaan ini muncul dengan adanya perbedaan warna minyak tanah bersubsidi yang disalurkan kepada pangkalan.

Sebagian besar pangkalan minyak tanah di Kotabesi mendapat pasokan minyak tanah berwarna pink yang menjadi khas warna minyak tanah bersubsidi, namun ada satu pangkalan yang menerima minyak tanah bersubsidi berwarna putih jernih yang seharusnya merupakan minyak tanah nonsubsidi.

Pangkalan minyak tanah mengeluh karena masyarakat enggan membeli minyak tanah berwarna pink, dengan berbagai alasan. Masyarakat memilih membeli minyak tanah berwarna jernih karena dijual dengan harga subsidi padahal minyak tanah jenis itu merupakan nonsubsidi atau untuk industri.

Pemilik pangkalan yang mendatangi Pertamina pada Senin pagi mendapat penjelasan bahwa Pertamina baru mengetahui kejadian itu. Pertamina juga menegaskan menyalurkan minyak tanah ke pangkalan sesuai aturan yakni warna ungu atau pink untuk minyak tanah bersubsidi.

Seorang pemilik pangkalan bernama Udin juga membawa sampel minyak tanah yang dipermasalahkan itu. Sampel tersebut sebagai bahan bagi Pertamina untuk menelusuri lebih lanjut.

"Kalau yang putih bening itu disebut minyak tanah industri, kenapa dijual murah dengan menggunakan truk tangki warna merah subsidi? Seluruh pangkalan minyak tanah di Kotabesi minta GM TBBM Pertamina berlaku adil kepada seluruh pangkalan bersubsidi dari agen manapun agar semua dikirimi minyak tanah berwarna pink," tegas Audy.

Sementara itu, Kepala Terminal Bahan Bakar Minyak Pertamina Sampit, Muhammad Ikmal yang menerima kedatangan rombongan pemilik pangkalan, menegaskan bahwa minyak tanah berwarna putih bening itu merupakan minyak tanah industri atau nonsubsidi. Ikmal pun berjanji segera menurunkan tim menelusuri masalah ini dan akan menyampaikan apapun hasilnya.