Sampit (Antara Kalteng) - Warga Jalan Bata Merah Kelurahan Sawahan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, terpaksa meminta bantuan polisi untuk menangkap seekor kera yang mengamuk.
"Kayu tempat ikatannya sampai patah. Kami khawatir ada warga yang digigit," kata Jufri, pemilik kera itu di Sampit, Senin.
Kera yang oleh warga setempat disebut bangkui itu diperkirakan berusia delapan tahun dengan berat sekitar 27 kilogram. Kera dewasa itu cukup menakutkan karena taringnya panjang dan bisa melukai manusia.
Jufri mengaku memelihara kera itu sejak kecil karena saat itu terlihat lucu. Dia mengabaikan peringatan beberapa warga bahwa kera itu bisa membahayakan ketika sudah dewasa.
Namun kejadian belakangan ini membuatnya menyadari kebenaran peringatan itu. Kera yang dipeliharanya kini berubah beringas dan membahayakan warga.
"Sabtu (29/10) lalu tangan saya kena gigit sampai mengeluarkan banyak darah. Saat itu saya bermain-main seperti biasa, tapi malah digigit. Sejak itu tidak saya beri makan lagi, makanya mungkin dia mengamuk," kata Jufri.
Sebelum polisi datang, beberapa warga berhasil menangkap kera beringas itu. Namun warga tetap meminta polisi yang datang ke lokasi untuk membawa kera itu karena khawatir akan melukai warga.
"Kera ini sangat kuat. Untungnya rantainya belum lepas dari badannya jadi memudahkan kami menangkapnya," kata Sigit, warga yang menangkap kera tersebut.
Atas kejadian ini, Jufri pun mengaku ikhlas kera yang lama dipeliharanya itu dibawa petugas. Dia berharap kera itu dilepas ke hutan agar tidak mengancam keselamatan warga setempat.
Komandan Pos Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sampit, Muriansyah tidak henti-hentinya meminta masyarakat untuk tidak memelihara hewan yang dilindungi atau berbahaya. Jika salah dalam pemeliharaan, hewan bisa mati. Jika hewan tersebut merupakan hewan dilindungi, maka bisa membawa konsekuensi hukum bagi warga yang memeliharanya.
Memelihara hewan juga berisiko terhadap kesehatan. Seperti orangutan dan sejenisnya, bisa menularkan penyakit berbahaya kepada manusia, seperti hepatitis dan tuberkulosis.
Berita Terkait
Pemkab Kotim optimalkan persiapan pembentukan BNNK
Jumat, 3 Mei 2024 20:24 Wib
Dinkes Kotim kerahkan posko keliling bantu korban banjir
Jumat, 3 Mei 2024 20:16 Wib
Wabup Kotim: Status tanggap darurat untuk optimalkan penanganan banjir
Jumat, 3 Mei 2024 17:58 Wib
Bupati Kotim temukan drainase yang ditutup warga
Jumat, 3 Mei 2024 16:53 Wib
TP PKK Sawahan dirikan dapur umum bantu korban banjir
Jumat, 3 Mei 2024 12:59 Wib
KPU plenokan perolehan kursi dan calon terpilih DPRD Bartim Pemilu 2024
Jumat, 3 Mei 2024 12:54 Wib
Terdata 140 akun aktif pelamar PPS di KPU Bartim
Jumat, 3 Mei 2024 6:07 Wib
DLH Kotim siapkan dua tempat pengolahan sampah mandiri
Jumat, 3 Mei 2024 5:44 Wib