"Perbaikan mulai dilakukan sejak Senin (16/10) ketika Sungai Barito surut saat ini," kata Direktur Utara Perusahaan Daerah (PD) Batara Membangun, El Ronny di Muara Teweh, Senin.
PD Batara Membangun merupakan perusahaan operator pemandu angkutan kapal dan tongkang di wilayah Barito Utara.
Menurut Ronny, perbaikan satu tiang pengaman jembatan baru bisa dilakukan ketika air Sungai Barito surut. Perbaikan itu ditargetkan selesai akhir bulan Oktober 2017.
"Kami tetap berharap kondisi Sungai Barito tetap surut sehingga pekerjaan perbaikan tiang pengaman dapat terlaksana hingga selesai, dengan dana sekitar Rp160 juta termasuk perbaikan kapal LCT milik warga di sekitar kejadian," katanya.
Kepala Dinas Perhubungan Barito Utara, Iwan Fikri melalui Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dermaga Muara Teweh, Muhammad Nurdin mengatakan peristiwa tiang pengaman Jembatan KH Hasan Basri mengalami kerusakan pada tanggal 24 Nopember 2016 sekitar pukul 11.30 WIB akibat tertabrak tongkang bermuatan ribuan metrik ton batu bara yang ditarik kapal penarik (tug boat Sumber Jaya VIII di Sungai Barito.
"Saat itu ketinggian air Sungai Barut pada kondisi naik sehingga arus deras ditambah saat kejadian hujan lebat disertai angin kencang. Akibat kejadian itu tiang pengaman Jembatan KH Hasan Basri tersebut terlihat penyok akibat hantaman tongkang bermuatan batu bara," katanya.
Tongkang bermuatan ribuan ton batu bara milik PT Pada Idi yang arealnya di wilayah Kecamatan Lahei rencana mengangkut batu bara ke wilayah Kalimantan Selatan dengan dibantu operator pemandu dari Perusahaan Daerah Batara Membangun saat melewati di bawah jembatan tersebut.
"Diharapkan pekerjaan perbaikan tiang ini berjalan sesuai rencana yang hanya bisa dilakukan pada saat kondisi air Sungai Barito yang saat ini surut, kalau wilayah hulu hujan maka air sungai akan naik dan menghambat pekerjaan," ujarnya.