Sampit (Antaranews Kalteng) - Tawaran penataan permukiman kumuh yang oleh Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, H Supian Hadi, ditanggapi beragam oleh masyarakat di kawasan Teluk Dalam Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit.
"Sejauh ini, ada yang bersedia rumahnya direhab total, ada pula yang hanya ingin jalannya saja yang dilebarkan. Makanya ini kami masih mendata pendapat seluruh warga. Pak Bupati memberi waktu sampai hari Senin," kata Lurah Mentawa Baru Hilir, Maya Anisa Lestari di Sampit, Jumat.
Kawasan Teluk Dalam Kelurahan Mentawa Baru Hilir adalah salah satu permukiman kumuh yang ada di Sampit. Selasa (23/1) lalu, kebakaran melanda kawasan itu menghanguskan tujuh rumah, satu sekolah, satu mushalla dan satu tempat sumber air bersih.
Padatnya permukiman dan kecilnya jalan di dalam gang, menjadi kendala saat petugas melakukan pemadaman api. Akibat kejadian itu, 12 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal dan 92 pelajar harus menumpang tempat belajar ke sekolah lain.
Bupati H Supian Hadi saat menemui warga di lokasi kebakaran, menawarkan penataan kawasan tersebut. Rumah warga akan diperbaiki total dan dibangun secara representatif menjadi rumah tipe 36 secara gratis dengan fasilitas listrik dan air bersih.
Syaratnya, warga menyerahkan semua kepada pemerintah daerah untuk membangun sekaligus menata kawasan itu melalui program Kotaku, agar tidak kumuh lagi. Jika warga bersedia, sebagai tahap awal akan diusulkan dana sekitar Rp15 miliar untuk membangun 100 unit rumah pada 2019.
Supian meyakinkan bahwa program itu bertujuan untuk kebaikan masyarakat setempat. Kawasan permukiman padat yang dihuni 70 kepala keluarga tersebar di tiga RT tersebut nantinya diharapkan menjadi percontohan penataan kawasan kumuh.
Saat ini pihak kelurahan masih mengedarkan formulir surat pernyataan dari warga terkait rencana penataan kawasan tersebut. Maya juga memberi pengertian kepada masyarakat bahwa program itu merupakan bentuk kepedulian pemerintah agar masyarakatnya mendapatkan tempat tinggal yang layak dan sehat.
"Sebagian warga yang belum sepakat itu beralasan karena rumah dan tanah mereka lebih besar dibanding ukuran tipe 36 yang dijanjikan pemerintah. Saya mencoba memberi pemahaman bahwa nanti saat pembangunannya, tetap fleksibel dan dibicarakan dengan warga," kata Maya.
Maya berharap penataan kawasan permukiman kumuh tersebut bisa terlaksana. Dia berharap warga memahami niat baik pemerintah melalui program penataan tersebut karena tujuannya juga untuk kepentingan masyarakat.
Berita Terkait
Lurah di Palangka Raya diminta lebih peka dengan kondisi warga
Jumat, 26 April 2024 8:24 Wib
Warga Kotim dilarikan ke rumah sakit usai diduga diserang buaya
Kamis, 25 April 2024 20:58 Wib
Ketua DPRD ingatkan warga Palangka Raya waspadai pencurian ban mobil
Kamis, 25 April 2024 17:47 Wib
Wabup Kotim kunjungi warga telantar di rumah singgah
Selasa, 23 April 2024 21:06 Wib
Warga binaan perempuan di Palangka Raya ditingkatkan kemampuan melukis
Senin, 22 April 2024 22:09 Wib
Polisi imbau warga hindari kawasan Monas sampai Merdeka Barat pagi ini
Senin, 22 April 2024 7:50 Wib
Erupsi Gunung Ruang akibatkan 498 rumah warga dan fasilitas publik rusak
Minggu, 21 April 2024 17:46 Wib
BKSDA Sampit terima bayi kelasi hasil penyelamatan warga
Sabtu, 20 April 2024 19:00 Wib