Angkutan umum kecamatan di Kotim kalah bersaing

id Dinas Perhubungan Kotim,H Fadlian Noor,Angkutan umum kotim

Angkutan umum kecamatan di Kotim kalah bersaing

Kepala Dinas Perhubungan Kotim H Fadlian Noor saat memantau angkutan antarkecamatan di Terminal Patih Rumbih belum lama ini. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Angkutan umum antarkecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, makin redup karena kalah bersaing dengan angkutan antarkabupaten yang sering ikut menaikkan penumpang di jalan.

"Sekarang ini mobil travel yaitu angkutan pelat hitam dari Kabupaten Seruyan juga mengangkut penumpang di pinggir jalan saat melintasi wilayah Kotim tujuan Palangka Raya. Padahal harusnya jatah penumpang kami," kata Jito, sopir angkutan antarkecamatan jurusan Sampit-Samuda di Sampit, Minggu.

Jito mengaku sudah belasan tahun bersama rekan-rekannya dengan setia melayani angkutan antarkecamatan. Mereka patuh aturan dengan mengurus izin trayek dan menggunakan pelat kuning sebagai tanda angkutan umum resmi.

Untuk rute Sampit - Samuda, setiap penumpang dikenakan biaya Rp30.000 sekali jalan. Penggunanya cukup banyak sehingga Jito bertahan cukup lama dengan profesi tersebut.

Namun kini penumpang mulai berkurang karena sering ada angkutan umum pelat hitam yang ikut mengangkut penumpang di jalur itu. Jito makin sulit bersaing karena armada yang digunakannya sudah cukup tua, sementara mobil yang digunakan angkutan pelat hitam rata-rata masih bagus dan dilengkapi pendingin.

Pekan tadi pemerintah daerah bekerjasama dengan Perusahaan Umum Damri mulai mengoperasikan angkutan perintis dengan rute Sampit - Samuda dan Sampit - Kotabesi. Tarifnya jauh lebih murah dan bus yang digunakan sangat bagus serta berpendingin.

Terkait pengoperasian bus Damri itu, Jito tidak merasa tersaingi. Dia justru antusias karena menurutnya itu adalah program pemerintah yang harus didukung.

"Biar nanti warga yang memilih, mau naik bus atau mobil kami. Yang kami keberatan itu adalah mobil travel yang juga ikut mengangkut penumpang di jalur Sampit - Samuda. Kami ini angkutan pelat kuning yang patuh aturan pemerintah," kata Jito.

Jito meminta pemerintah memperhatikan nasib sopir angkutan antarkecamatan. Jito berharap profesinya tetap dapat memberikan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Kepala Dinas Perhubungan Kotawaringin Timur, H Fadlian Noor mengatakan, masalah itu juga tidak terlepas dari tingginya permintaan jasa angkutan umum. Fadlian mengajak masyarakat memanfaatkan angkutan umum antarkecamatan yang memang diperuntukkan bagi rute tersebut.