Waspada, uang palsu masih sering ditemukan di Kotim

id Waspada, uang palsu masih sering ditemukan di Kotim,Bank Indonesia,Peredaran uang palsu,Sampit,Kotim

Waspada, uang palsu masih sering ditemukan di Kotim

Seorang warga Sampit memperlihatkan uang palsu yang perkaranya dilaporkan ke Bank Indonesia, Jumat (5/10/2018). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, diimbau waspada dan lebih teliti saat bertransaksi atau menerima uang karena uang palsu masih sering ditemukan di kabupaten ini.

"Di Kotawaringin Timur ini cukup sering ditemukan uang palsu. Sebulan terkadang bisa satu sampai enam lembar. Ini tidak terlalu banyak, tapi tentu harus diwaspadai," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Tengah Wuryanto saat sosialisasi di Sampit, Jumat.

Bank Indonesia terus gencar mensosialisasikan ciri-ciri uang asli dan palsu. Tujuannya agar masyarakat bisa dengan mudah membedakannya sehingga tidak sampai menjadi korban peredaran uang palsu.

Mengenali uang palsu bisa dilakukan dengan cara melihat, meraba dan menerawang uang kertas tersebut. Selain itu, bisa pula dilakukan dengan menerawang di bawah sinar ultraviolet dengan satu warna atau beberapa warna.

Saat sosialisasi di Sampit, peserta diperlihatkan uang palsu berbagai pecahan yang merupakan hasil temuan yang diserahkan kepada Bank Indonesia. Tujuannya agar peserta bisa membandingkannya dengan uang asli sehingga dapat mengenali dengan mudah jika menemukan uang palsu.

Jika masyarakat teliti, uang palsu dengan mudah diketahui, seperti dari jenis kertas, warna hingga beberapa tanda pengaman khusus yang hanya terdapat pada uang asli. Untuk itulah masyarakat diimbau memeriksa secara teliti setiap uang yang mereka terima, apalagi uang pecahan besar.

Masyarakat yang menemukan atau mencurigai adanya transaksi uang palsu, diminta segera menginformasikannya kepada aparat keamanan. Sedangkan bagi warga yang ragu dengan keaslian uang yang mereka terima, bisa meminta bantuan bank untuk memeriksa keaslian uang tersebut.

Pengelola pusat perbelanjaan seperti mal, supermarket, swalayan, toko dan lainnya, juga diminta waspada. Ketelitian sangat diperlukan agar tidak sampai menjadi korban peredaran uang palsu.

"Kasir harus bisa mengenali uang palsu. Bagus lagi kalau ada alat seperti sinar ultraviolet sehingga mudah mengetahui jika ada uang palsu, kemudian segera laporkan," kata Wuryanto.

Bank Indonesia terus berupaya menciptakan peredaran uang yang terbebas dari uang palsu dan uang lusuh. Dukungan masyarakat sangat penting agar tujuan itu bisa dicapai, apalagi semua itu juga demi kepentingan masyarakat.