Anggota Komisi B DPRD Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Noorkhalis Ridha meminta masyarakat di kota setempat turut melestarikan alam melalui pengelolaan sampah yang baik.
"Kemarin kita memperingati Hari Bumi sedunia Tentunya ini harus bisa menjadi momen bagi kita untuk lebih memperhatikan kondisi alam," katanya di Palangka Raya, Selasa.
Dia menjelaskan, dalam mengelola sampah rumah tangga, masyarakat dapat memilah sampah organik, anorganik, kertas hingga sampah residu, sebelum dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Hal tersebut dilakukan agar pemerintah dapat dengan mudah melakukan pengelolaan sampah selanjutnya. Selain itu, pemilahan sampah tersebut juga dapat mengurangi pencemaran udara yang diakibatkan penumpukan yang masih tercampur antara sampah organik dan anorganik.
"Ini kan kalau lama-lama seperti ini bisa membahayakan kondisi bumi kita," ujarnya.
Baca juga: Akibat terik matahari, seorang lansia di Palangka Raya pingsan saat mancing
Baca juga: Akibat terik matahari, seorang lansia di Palangka Raya pingsan saat mancing
Lebih lanjut Ridha menyampaikan, saat ini Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Dinas Lingkungan Hidup memiliki Program Bank Sampah, yakni penukaran sampah menjadi uang.
Bagi masyarakat yang memiliki sampah rumah tangga, seperti botol plastik, kardus dan lainnya, dapat menghubungi petugas dengan mengakses aplikasi 'Mountrash' yang dapat diunduh di Playstore.
"Nanti kan ada petugas yang menjemput, kemudian discan dan akan menjadi uang berupa saldo diaplikasi tersebut yang dapat digunakan untuk membeli pulsa, paket data dan lain-lain," ucapnya.
Selain mengelola sampah dengan baik, masyarakat juga dapat melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan di sekitar permukiman masing-masing.
Dengan begitu, di samping lingkungan permukiman menjadi bersih dan asri, juga dapat mencegah adanya genangan air atau banjir akibat drainase yang tersumbat oleh sampah rumah tangga.
"Intinya kini sudah saatnya kita semakin sadar kondisi bumi dan alam kita. Jangan sampai akibat ulah kita bumi yang menjadi tempat tinggal kita menjadi rusak," demikian Noorkhalis Ridha.