DPRD Seruyan sebut penanganan DBD tidak optimal

id DPRD Seruyan sebut penanganan DBD tidak optimal,Demam berdarah,Kuala pembuang,Nyamuk

DPRD Seruyan sebut penanganan DBD tidak optimal

Anggota DPRD Seruyan Bambang Yantoko (Foto Antara Kalteng/Muhammad Arif Hidayat)

Kuala Pembuang (Antaranews Kalteng) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, menilai kinerja Dinas Kesehatan setempat belum optimal menangani kasus demam berdarah dengue (DBD) yang menyerang sejumlah daerah.

"Wajar jika kami menyebut Dinas Kesehatan belum bekerja secara optimal menangani kasus DBD, karena kalau sudah optimal seharusnya kondisi seperti ini tidak mungkin terjadi," kata anggota DPRD Seruyan Bambang Yantoko di Kuala Pembuang, Selasa.

Dinas Kesehatan dinilai tidak terbuka dengan pihak DPRD terkait permasalahan ini. Koordinasi yang dijalin cukup sulit dilakukan, bahkan tidak ada informasi pasti berapa jumlah warga yang sudah terkena DBD.

Kasus ini sudah dikeluhkan banyak warga, baik secara langsung maupun media sosial. Sayangnya, penanganan yang dilakukan dinas selama ini belum berjalan sesuai harapan.

"Sepengetahuan saya di Kecamatan Danau Sembuluh ada sebanyak 30 warga yang sudah terserang DBD dan 2 diantaranya meninggal dunia. Bahkan anak dan keponakan saya juga baru saja terserang DBD serta kasus lainnya yang tidak terekspos," ujarnya.

Informasi yang diterimanya, Dinas Kesehatan mengalami kendala terbatasnya anggaran yang dimiliki untuk penanganan lebih lanjut. Harusnya, jika benar demikian maka segera dikomunikasikan bersama DPRD agar dapat dicarikan solusinya.

Namun jika kondisi tersebut benar terjadi, DPRD Seruyan sangat kecewa dengan kinerja dinas tersebut. Mereka sudah dilengkapi tenaga profesional yang mampu menganalisis setiap permasalahan di lapangan, sehingga seharusnya mampu menyediakan dana cadangan yang bisa digunakan.

"Kasus DBD bukanlah hal yang biasa, perlu penanganan yang cepat agar korbannya selamat dan tidak kehilangan nyawanya. Hal ini harusnya menjadi prioritas bagi pemerintah kabupaten," demikian Bambang.

Selain itu kekecewaan juga ditujukan kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Hanau, sebab dinilai tidak responsif saat pihak DPRD Seruyan mencoba berkoordinasi terkait permasalahan tersebut.

"Begitu ada kasus ini saya langsung telepon direkturnya, namun dia menjawab saya sedang ada pelatihan di luar daerah. Harusnya kan dia tetap bisa menindaklanjutinya meskipun sedang tidak berada di tempat," tegasnya dengan nada kecewa.