Sampit (Antaranews Kalteng) - Pencarian kapal bermuatan CPO (crude palm oil) atau minyak sawit mentah, MT Namse Bangdzod yang dilaporkan hilang saat perjalanan dari Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah menuju Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara, hingga kini belum membuahkan hasil.
"Kami sudah mengeluarkan maklumat pelayaran dan sudah disiarkan di radio-radio pantai sehingga jika ada nelayan atau nakhoda yang melihat kapal itu bisa segera menginformasikannya," kata Kepala Seksi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit Baslan Damang di Sampit, Senin.
KSOP Sampit terus berkoordinasi dengan semua pihak terkait. Namun untuk pencarian, kini telah dipimpin oleh Basarnas Pusat dibantu pihak lain.
Pencarian dilakukan dengan menyisir Muara Angke hingga areal barat, Karawang Bekasi hingga Marunda dan Timur areal labuh jangkar Tanjung Priok, namun hingga kini belum juga ditemukan. Pencarian akan terus dilakukan dan rencananya diperluas.
Hingga saat ini belum diketahui keberadaan kapal yang diawaki satu nakhoda dan 11 anak buah kapal tersebut. Baslan enggan berspekulasi maupun menduga-duga terkait keberadaan serta penyebab hilangnya kapal beserta awaknya.
Direktur Polairud Polda Kalimantan Tengah Kombes Badarudin mengatakan, meski kapal tersebut bertolak dari Sampit, namun posisi terakhir hingga kapal hilang kontak sudah berada di perairan dekat Pelabuhan Tanjung Priok.
"Kami tetap memonitor dan berkoordinasi dengan pihak KSOP Sampit. Kami juga masih menunggu kabar kondisi kapal itu. Kita jangan berpikiran soal pembajakan dan sebagainya. Saat ini pencarian masih dilakukan," kata Badarudin.
Sementara itu, berdasarkan informasi diterima KSOP Sampit, MT Namse Bangdzod hilang kontak di posisi terakhir di perairan ujung Karawang arah Tanjung Priok. Belum diketahui penyebab hilang dan tidak bisa dipantaunya kapal tersebut.
Berdasarkan data, MT Namse Bangdzhod dengan GT/NT 1128 merupakan kapal berbendera Indonesia. Kapal ini dioperasikan oleh PT Surabaya Shipping Lines yang berkantor pusat di Surabaya.
MT Namse Bangdzhod dinakhodai Muhammad Asdar Wijaya dengan anak buah kapal sebanyak 11 orang yaitu Yanuardin Mendrofa dan Husni Mubarak sebagai mualim, Andi Tasyriq sebagai KKM, Satria Idam Sulistio dan Bambang Mulyono sebagai masinis, Agustinus Piter, Asrun Suriansa dan Dahar sebagai juru mudi, serta Wardani, Ardiyanto dan Dwi Wahyu Sabtono sebagai juru minyak.
Kapal ini bertolak dari Sampit pada 27 Desember 2018 lalu dan seharusnya sudah sampai di Pelabuhan Tanjung Priok, namun hingga kini belum diketahui keberadaannya.
Berita Terkait
Kemhan RI beli dua kapal patroli lepas pantai buatan Italia
Jumat, 19 April 2024 17:34 Wib
Porsche Taycan jadi kapal selam saat terjang banjir di Dubai
Jumat, 19 April 2024 8:55 Wib
Kapal perdana arus balik turunkan 261 penumpang di Pelabuhan Sampit
Minggu, 14 April 2024 19:35 Wib
Enam jenazah WNI korban kapal tenggelam di Jepang dipulangkan ke Indonesia
Sabtu, 6 April 2024 15:31 Wib
Kemhan resmi beli dua unit kapal selam Prancis
Jumat, 5 April 2024 12:43 Wib
Operasi SAR pencarian ABK TB Hasyim di Barito Utara dihentikan
Kamis, 4 April 2024 21:09 Wib
Polisi dalami ledakan sebuah kapal di bawah Jembatan Ampera
Selasa, 2 April 2024 16:59 Wib
Kapal BBM terbakar di Pelabuhan Marunda
Selasa, 2 April 2024 14:21 Wib