Benarkah lemak dalam tubuh pengaruhi ukuran otak manusia?

id lemak,dalam tubuh,ukuran otak

Benarkah lemak dalam tubuh pengaruhi ukuran otak manusia?

Ilustrasi otak manusia (pixabay)

Jakarta (Antaranews Kalteng) - Lemak tubuh, utamanya yang ada di sekitar perut, berpengaruh pada ukuran otak, demikian sebuah studi terbaru yang diterbitkan jurnal Neurology, dilansir Time, Rabu (9/1).

Peneliti menganalisa gambar otak dari hampir 10.000 orang yang mendaftar di UK Biobank study, berdasarkan informasi kesehatan lebih dari 500.000 sukarelawan yang memperbarui rekam jejak kesehatan mereka secara terus menerus.

Dalam studi itu, peneliti membandingkan body mass index (BMI) termasuk catatan rasio pinggang-pinggul yang diambil antara tahun 2006 hingga 2010.

Hasilnya, orang yang BMI-nya tinggi (sama dengan atau lebih dari 30 kg/m2) dan ukuran rasio pinggang-pinggul yang lebih besar memiliki volume otak yang lebih sedikit dibanding mereka yang lebih kurus.

Baca juga: Benarkah di masa depan tubuh manusia bisa sembuhkan diabetes?

Efek ini tetap kuat bahkan setelah para peneliti memperhitungkan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi volume otak, termasuk usia, riwayat merokok, pendidikan, aktivitas fisik, dan riwayat penyakit mental.

Melihat BMI dan lingkar perut mengklarifikasi apa peran berbagai jenis lemak tubuh dalam mempengaruhi otak, kata Hamer.

BMI adalah pembacaan umum lemak tubuh, tetapi karena beratnya terlihat dibandingkan dengan tinggi, orang yang lebih tinggi dan mereka yang memiliki massa otot lebih banyak dapat memiliki pembacaan yang lebih tinggi, bahkan jika mereka kurus.

Lemak yang terakumulasi di sekitar bagian tengah tubuh, yang akan diwakili oleh rasio pinggang-pinggul yang tinggi, cenderung memiliki efek toksik lebih karena cenderung mengelilingi organ-organ perut seperti hati, lambung dan usus daripada lemak subkutan, yang terbentuk di bawah kulit, dengan memicu peradangan yang dapat mendorong semuanya, mulai dari penyakit jantung hingga kondisi seperti radang sendi.

Temuan Hamer mengkonfirmasi tren itu, karena ia menemukan bahwa orang dengan BMI tinggi dan rasio pinggang-pinggul yang lebih rendah menunjukkan volume materi abu-abu yang sama dengan orang yang tidak gemuk. Orang dengan kedua pengukuran BMI tinggi dan rasio pinggang-pinggul tinggi, di sisi lain, menunjukkan volume materi abu-abu terendah.

Baca juga: Tanda-tanda metabolisme tubuh lambat
Baca juga: Jenis kolestrol yang dibutuhkan oleh tubuh
Baca juga: Kapan tubuh kita memerlukan antibiotik?