Cara menerapkan gaya hidup sehat lewat teknologi

id gaya hidup sehat,lewat teknologi, The Fit Company

Cara menerapkan gaya hidup sehat lewat teknologi

Ki-ka: Jeff Budiman, CEO The Fit Company, Willson Cuaca Managing Partner East Ventures, Bambang Reguna Bukit Co-founder The Fit Company dan Andien Aisyah Co-founder 20Fit di konferensi pers pendanaan tahap awal dari East Ventures untuk The Fit Company, Jakarta, Selasa (29/1/2019). (ANTARA News/ Nanien Yuniar)

Jakarta (Antaranews Kalteng) - Perusahaan yang fokus pada gaya hidup aktif dan sehat, The Fit Company, akan memanfaatkan teknologi demi memudahkan konsumen yang bertekad hidup bugar baik fisik maupun mental.

“Pada semester satu ini kami ingin menghubungkan semua lini bisnis lewat aplikasi,” kata Jeff Budiman, CEO The Fit Company, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Perusahaan tersebut punya lima lini bisnis yang punya benang merah yang sama, yakni distributor alat-alat kebugaran Kredoaum, microgym 20Fit, gym Fitstop, restoran makanan sehat Fit Lo-Kal juga mie instan sehat Fitmee. 

“Kami sadar telah memiliki hampir seluruh aspek yang membentuk wellness economy, maka sudah sewajarnya kami menggabungkan semua bisnis tersebut menjadi satu ekosistem utuh,” tutur dia.

Kebugaran lahir dan batin semakin penting, ujar Jeff, di era digital di mana semua serba cepat, namun di sisi lain membuat orang jadi lebih stres. Platform digital tersebut dibuat dengan tujuan menerapkan “mencegah lebih baik daripada mengobati”.

Tujuan ini sejalan dengan pasar kebugaran global yang besar. Berdasarkan data Global Wellness Institute, potensi pasar Wellness Economy mencapai 4,2 triliun dolar AS pada 2017.

“Saya yakin di Indonesia prospeknya besar,” ujar dia optimistis. 

Untuk mencapai itu, The Fit Company mendapatkan pendanaan tahap awal dari East Ventures yang sebelumnya sudah berinvestasi untuk Tokopedia, Traveloka, Disdus hingga Ruangguru.

Pergeseran gaya hidup masyarakat yang mulai menyadari pentingnya kebugaran jadi salah satu alasan East Ventures mau mengucurkan dana untuk perusahaan tersebut, meski nilai investasinya tidak diungkapkan.

“Awalnya kami banyak berinvestasi untuk e-commerce... sekarang demografi Indonesia (makin peduli) gaya hidup,” ujar Willson Cuaca, Managing Partner East Ventures.

Willson menambahkan, Indonesia punya potensi sebab populasi konsumen muda semakin banyak. 

Hampir 60 persen masyarakat berusia di bawah 30 tahun, sementara pengeluaran mereka untuk kebutuhan sekunder terus meningkat. Perilaku konsumen baru ini menghadirkan peluang besar untuk membangun ekosistem di bidang kesehatan dan kebugaran.