Jakarta (ANTARA) - Psikolog klinis dewasa lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Nirmala Ika mengatakan bahwa mendengarkan, memvalidasi dan menerima perasaan orang terdekat yang bercerita tentang kondisinya yang putus asa dan bahkan ingin mengakhiri hidup, dapat menjadi langkah untuk membantunya.
"Ketika ada orang terdekat kita cerita mengenai kondisi mereka, kita perlu mendengarkan, memvalidasi dan menerima dulu perasaan itu. Jangan buru-buru dibawa ke hal positif atau dinasehati panjang lebar," kata dia kepada ANTARA melalui pesan elektroniknya, Jumat.
Menurut Ika, hal yang dibutuhkan orang ini hanya sosok yang bisa memahami, menerima dia apa adanya tanpa banyak menghakimi.
Baca juga: Ekspektasi eksternal picu maraknya kasus kesehatan mental anak muda
Baca juga: Menkes: Bersenang-senang kunci kesehatan jiwa
Kemudian, berbicara mengenai ciri orang yang sudah putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya, dia berpendapat ini cukup sulit karena biasanya dia tidak terlalu menunjukkannya.
"Mungkin mereka pernah menunjukkan pada orang-orang yang mereka percaya tetapi ketika respon orang-orang itu tidak sesuai yang diharapkan mungkin dia jadi tidak menunjukkan lagi," ujar dia.
Merujuk pada Cleveland Clinic, ada sejumlah tanda peringatan umum pada seseorang yang berpikir untuk mengakhiri hidupnya antara lain dia mengalami kesedihan dan perubahan suasana hati yang bertahan lama, tiba-tiba menjadi tenang setelah periode depresi atau kemurungan.
Selain itu, dia memilih untuk menyendiri dan menghindari teman atau aktivitas sosial, kehilangan minat atau kesenangan terhadap aktivitas yang sebelumnya disukai, ada perubahan sikap atau perilaku seseorang seperti berbicara atau bergerak dengan kecepatan atau kelambatan yang tidak biasa.
Ciri lainnya orang itu melakukan perilaku yang berpotensi membahayakan, seperti mengemudi sembarangan, berbicara tentang perasaan putus asa, tidak memiliki alasan untuk hidup, menjadi beban bagi orang lain, merasa terjebak atau berada dalam penderitaan emosional yang parah.
Apabila ada seseorang berbicara tentang bunuh diri dan menunjukkan faktor risiko yang dapat merugikan dirinya sendiri, sebaiknya tanggapi hal tersebut dengan serius. Sebisa mungkin singkirkan benda apa pun yang dapat dia gunakan untuk upaya bunuh diri.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bunuh diri termasuk masalah kesehatan masyarakat yang utama. Setiap tahun lebih dari 700.000 orang bunuh diri.
Bunuh diri dapat dikaitkan dengan berbagai faktor dan tantangan sosial, ekonomi, budaya, dan psikologis yang beragam, kompleks, dan saling terkait termasuk peristiwa kehidupan yang penuh tekanan seperti hilangnya mata pencaharian, pekerjaan, atau tekanan akademis, putusnya hubungan dan diskriminasi.
Berita Terkait
P2P Lending beri asa bagi kelompok ekonomi rentan
Kamis, 29 Februari 2024 6:15 Wib
Prancis kontra Uzbekistan, misi berat pelihara asa Asia
Sabtu, 25 November 2023 5:49 Wib
Tetap besar, asa Garuda Muda masuk babak knockout Piala Dunia U-17
Selasa, 14 November 2023 7:14 Wib
Indonesia jaga asa di nomor speed rebutkan tiket Olimpiade 2024
Minggu, 12 November 2023 5:58 Wib
Upaya Anjelin merawat asa kompetisi bola basket putri
Senin, 22 Mei 2023 6:57 Wib
Indonesia menjaga asa di SEA Games 2023
Sabtu, 6 Mei 2023 8:16 Wib
Balai penitipan anak jadi asa pekerja perempuan di perkebunan sawit
Selasa, 2 Mei 2023 18:32 Wib
Timnas U-20 tidak berputus asa meski kalah atas Irak
Kamis, 2 Maret 2023 8:56 Wib