Sampit (ANTARA) - Pemerintah pusat akhirnya turun tangan membantu menangani ruas jalan Bukit Rawi Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah yang selama ini sering terendam banjir saat musim hujan.
"Ruas jalan itu bahkan bisa tiga kali terendam banjir dalam setahun dan sudah 10 tahun tidak ditangani. Alhamdulillah tahun ini ditangani menggunakan APBN dengan dana Rp65 miliar lebih," kata anggota Komisi V DPR RI Rahmat Nasution Hamka saat menghadiri sosialisasi agroklimatologi di Sampit, Rabu.
Ruas jalan Bukit Rawi merupakan akses utama dari Kota Palangka Raya Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah menuju Kabupaten Gunung Mas dan empat kabupaten di kawasan Barito. Saat Sungai Kahayan meluap, pengendara kesulitan melintas sehingga terjadi kemacetan panjang.
Penanganan harus segera dilakukan agar lalu lintas tidak sampai terputus saat badan jalan terendam banjir. Jika ruas jalan ini terputus maka akan mengganggu distribusi barang dan jasa penumpang sehingga dikhawatirkan berdampak buruk terhadap perekonomian masyarakat.
Hamka mengaku sangat bersyukur karena pemerintah pusat membantu menangani ruas jalan tersebut. Saat ini sedang dilakukan persiapan untuk peninggian badan jalan agar tidak lagi terendam banjir saat Sungai Kahayan meluap.
Kelancaran lalu lintas di ruas jalan tersebut sangat penting karena membawa dampak besar terhadap aktivitas dan perekonomian masyarakat. Politikus dari daerah pemilihan Kalimantan Tengah ini berharap pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar sehingga tidak lagi ada gangguan.
"Pekerjaan yang akan dilakukan ini merupakan tahap pertama saja. Nanti ada tiga kilometer lebih akan dibangun pile slab (jalan layang) dengan biaya lebih dari Rp300 miliar. Pembangunannya dilakukan tiga tahap," tambah Hamka.
Berdasarkan data, beberapa tahun lalu kondisi serupa juga terjadi di ruas jalan Trans Kalimantan Poros Selatan di Desa Tumbang Nusa Kabupaten Pulang Pisau. Banjir saat musim hujan membuat lalu lintas di ruas jalan utama yang menghubungkan Palangka Raya dengan Banjarmasin Kalimantan Selatan itu terputus.
Saat lalu lintas terputus banjir, arus barang dan jasa dilakukan dengan sistem estafet. Feri penyeberangan disiapkan untuk mengangkut barang, penumpang dan kendaraan roda dua.
Penanganan kondisi itu dilakukan dengan membangun pile slab atau jalan layang. Total lebih dari 13 kilometer jalan layang yang dibangun di kawasan itu yang dimulai semasa kepemimpinan Gubernur H Asmawi Agani, kemudian dilanjutkan Gubernur Agustin Teras Narang.
Pola serupa kemungkinan juga akan dilakukan untuk menangani banjir yang sering terjadi di ruas jalan kawasan Bukit Rawi. Pemerintah daerah dan masyarakat berharap masalah ini bisa ditangani sehingga lalu lintas tidak terganggu.
Berita Terkait
Polisi tangkap pengemudi arogan berpelat dinas TNI palsu
Rabu, 17 April 2024 11:37 Wib
Microsoft investasi Rp46 triliun di Jepang untuk pusat data AI
Jumat, 12 April 2024 13:51 Wib
Ekspor Kalteng selama Februari 2024 mencapai US$ 416,68 juta
Kamis, 4 April 2024 16:17 Wib
Kenaikan harga hasil produksi lebih besar dari dibayar petani Kalteng
Selasa, 2 April 2024 17:42 Wib
Daging ayam ras dan beras masih tetap menjadi penyumbang inflasi di Kalteng
Senin, 1 April 2024 15:45 Wib
KSOP Sampit sediakan pusat informasi angkutan Lebaran
Minggu, 31 Maret 2024 21:19 Wib
DJPb Kalteng: Dukungan pusat optimal dalam pendanaan pemda
Sabtu, 30 Maret 2024 9:55 Wib
Pembangunan pusat rehabilitasi narkoba dibahas dalam RKPD Kotim 2025
Rabu, 27 Maret 2024 6:46 Wib