Enam kecamatan di Lamandau terendam banjir

id Pemkab lamandau, banjir, rendam permukiman warga, desa dan kelurahan, fasilitas umum, luapan sungai lamandau, kepala keluarga, terkena dampak banjir

Enam kecamatan di Lamandau terendam banjir

Seorang warga tampak menyusuri banjir yang mencapai dada orang dewasa di Desa Penopa, Kecamatan Lamandau, Kabupaten Lamandau, Senin, (29/4/2019). (Foto BPBD Lamandau)

Nanga Bulik (ANTARA) - Sebanyak 187 rumah serta fasilitas umum di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah terendam banjir akibat meluapnya sungai Lamandau.

"Banjir terjadi di sebanyak 16 desa dan kelurahan yang terdapat di enam kecamatan," kata Bupati Lamandau Hendra Lesmana di Nanga Bulik, Senin.

Meluapnya sungai Lamandau hingga ke permukiman warga, diakibatkan curah hujan yang cukup tinggi dalam beberapa waktu terakhir. Selain rumah dan fasilitas umum, sejumlah ruas jalan juga terendam sehingga berakibat pada arus lalu lintas yang terhambat.

Bahkan jalur jalan poros trans Kalimantan sementara tidak dapat dilewati kendaraan roda dua maupun roda empat, akibat tinggi air mencapai hingga 1,5 meter. Untuk sementara ini tampak hanya kendaraan roda enam yang dapat melintasinya.

Hendra menjelaskan 16 desa yang berada di enam kecamatan tersebut adalah Desa Lubuk Hiju, Kecamatan Menthobi Raya, Desa Pedongatan dan Nanga Palikodan Kecamatan Bulik Timur.

Kemudian Desa Bintang Mengalih, Batu Slipi dan Bayat, Kecamatan Belantikan Raya, Desa Penopa, Karang Taba, Batang Kawa, Cuhai, Tanjung Beringin, Sungai Tuat, Samu Jaya dan Tapin Bini Kecamatan Lamandau, serta Desa Mentawa Kecamatan Bulik.

"Saat ini pemerintah daerah melalui BPBD Lamandau dan dinas terkait lainnya terus melakukan patroli, pendataan dan pengecekan kondisi banjir," jelasnya.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat, untuk tetap waspada karena curah hujan masih tinggi dan untuk unit reaksi cepat BPBD yang bertugas agar tetap memerhatikan keselamatan.

Kepala BPBD Lamandau Triyan Kuderon mengatakan, berdasarkan pantauan Stasiun Pantau Dermaga Batu Bisa, akibat intensitas hujan yang tinggi membuat kenaikan debit air mencapai 18 sentimeter dan saat ini level ketinggian air di sungai Lamandau mencapai 640 sentimeter.

"Sementara di Stasiun Pantau Tapin Bini, level air berada pada 600 sentimeter dan di Stasiun Pantau Batu Kotam mencapai hingga 620 sentimeter. Kami melakukan patroli dan mengecek kondisi banjir secara berkala," ungkapnya.

Dari tiga tim patroli TRC BPBD Lamandau yang memantau banjir, diketahui untuk kecamatan Delang tidak bisa dijangkau karena jalan poros terendam, mulai dari perbatasan Desa Panopa dan Karang Taba, dengan ketinggian mencapai 100 sentimeter.

Untuk jumlah kepala keluarga (KK) yang terkena dampak banjir di Desa Penopa ada sebanyak 27 KK, Desa Pedongatan 46 KK dan 26 KK rumahnya sudah terendam banjir, di Desa Nanga Palikodan ada 14 KK terkena dampak banjir dan 16 KK rumahnya sudah terendam air.

Selain itu ada 50 KK, satu sekolah, dua unit rumah guru, fasilitas kesehatan, perpustakaan dan kantor desa di Desa Bintang Mengalih yang terkena dampak banjir. Sementara untuk Desa Selipi ada delapan KK yang terkena dampak banjir.

Jumlah rumah dan fasilitas umum yang terkena dampak banjir berpotensi terus bertambah, mengingat intensitas hujan masih cukup tinggi dan mungkin masih terjadi.

"Kami minta masyarakat berhati-hati dan waspada terhadap banjir yang terjadi. Apalagi hujan masih berpotensi terjadi dan meningkat di Lamandau," tegas Triyan.