Walau dilarang, ratusan pelajar di Palangka Raya tetap corat-coret seragam

id palangka raya,pelajar palangka raya,pelajar palangka raya rayakan pengumuman kelulusan

Walau dilarang, ratusan pelajar di Palangka Raya tetap corat-coret seragam

Ilustrasi, siswa SMA sederajat merayakan kelulusan dengan aksi corat-coret (ANTARA /Wira Suryantala)

Palangka Raya (ANTARA) - Ratusan pelajar dari berbagai Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah melakukan aksi corat-coret seragam sekolah di halaman Lapangan Sanaman Mantikei Jalan Wahidin Sudirohusodo, Senin. 

Salah seorang pelajar yang ikut aksi Ananda Maulana Rahmat Khadafi Sembiring mengakui, ada larangan dari para guru agar tidak melakukan coret-coret seragam pasca menerima surat pengumuman kelulusan di sekolahnya masing-masing.

"Tapi apa yang kami lakukan ini adalah sebagian dari akpresi kami untuk meluapkan kebahagian dalam moment kelulusan sekolah seperti ini," kata pelajar SMA Negeri 1 Palangka Raya itu. 

Dikatakan, walaupun pihaknya dilarang melakukan aksi corat-coret seragam oleh para guru-gurunya di sekolah. Pihaknya tidak bisa meninggalkan momen yang setiap tahunnya sudah menjadi tradisi para pelajar yang lulus sekolah, yaitu melakukan aksi corat-coret seragam sekolah. 

Maka dari itu ia pun bersama rekan-rekan satu sekolah beserta rekan dari sekolah lain yang berkumpul di Lapangan Sanaman Mantikei, melakukan aksi corat-coret tersebut dengan hal yang wajar serta tidak dengan hal yang positif. 

"Walau dilarang guru-guru kami dengan aksi seperti ini, namun kami tetap melakukan dengan hal yang positif. Bahkan kami tidak konvoi di jalan raya serta tidak melkaukan hal negatif seperti mabuk-mabukan serta lain sebagainya," ucapnya. 

Di lokasi yang sama, Khairun Nisa siswa dari Madarasyah Aliyah Negeri 1 Model mengaku memang sudah di wanti-wanti oleh orang tuanya agar tidak melakukan aksi corat-coret seragam sekolah usai mendengar pengumuman kelulusan sekolah. 

Namun dirinya tidak bisa menuruti apa kemauan orang tua dan para gurunya di sekolah, untuk tidak melakukan hal tersebut. Hanya saja dalam aksinya, ia mengaku tidak akan berlebihan melakukan aksi kelulusan tersebut. 

"Sehingga tidak keluar jalur atau menuju hal-hal negatif yang dapat merusak diri sendiri. Salah satunya pesta minuman keras, menggunakan narkoba serta konvoi di jalan raya yang dapat membahayakan dirinya," kata Nisa yang rencananya ingin melanjutkan kulian di Universitas Muhammadiyah Palangka Raya dengan Jurusan Analis Kesehatan.

Di lain pihak Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Palangka Raya M Ramli mengatakan, pihaknya tidak akan bertanggungjawab apabila dalam aksi para siswanya yang melaukan aksi corat-coret seragam mendapatkan hal negatif di luar sekolah. 

Karena sejak sebelum diberikan pengumuman, siswa dan siswi SMAN 1 Palangka Raya juga sudah disuruh melaksanakan ibadah di rumah ibadah yang sduah ditentukan sekolah, sesuai dengan agamanya masing-masing. 

"Bahkan imbauan agar tidak melaksanakan corat-coret seragam juga sudah kami umumkan. Tidak hanya itu kami juga mengancam akan tidak memberikan Surat Tanda Kelulusan (STK) milik mereka apabila kedapatan melakukan corat-coret seragam sekolah," jelas Ramli. 

Sebelum mengakhiri perbincangannya dengan awak media, Ramli mengungkapkan bahwa siswanya itu dipancing oleh sekolah-sekolah lain yang melakukan aksi corat-coret di depan sekolahnya Jalan Ais Nasution.

Para guru sempat juga membubarkan aksi corat-coret yang terjadi tepat di depan sekolah mereka. Baik dari sekolah lain maupun peserta didiknya yang juga ikut melakukan hal tersebut. 

"Syukur saja setelah kami bubarkan mereka langsung pulang meski sempat melakukan aksi yang mereka lakukan. Untuk SMAN 1 setempat sendiri tahun ini meluluskan muridnya itu sebanyak 521 orang dari total 14 ruangan kelas tiga yang tersedia," demikian Ramli.