Paham radikalisme rentan serang kaum muda

id Paham radikalisme rentan serang kaum muda,Paham radikalisme

Paham radikalisme rentan serang kaum muda

Ilsutasi (ANTARA JABAR/Raisan Al Farisi/agr/18)

Solo (ANTARA) - Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel menyatakan paham radikalisme rentan menyerang kaum muda melalui media sosial.

"Kaum radikal ini bisa masuk melalui media sosial, sangat rentan kepada warga kita terutama kaum muda dan anak-anak," katanya di Solo, Rabu.

Oleh karena itu, ia mengimbau kepada orang tua, guru, ustad, kiai, dan kepala sekolah agar mengawasi anak serta para siswanya agar terhindar dari ajaran radikalisme.

Ia mengatakan seperti yang terjadi pada peledakan di Simpang Tiga Tugu Kartasura pada Senin (3/6) malam, ternyata pelaku merupakan sosok yang sangat tertutup dalam kesehariannya.

"Orang tuanya saja tidak tahu. Katanya pergi ikut pengajian, setelah kami lakukan pengecekan ternyata dia tidak berangkat ke pengajian," katanya.

Baca juga: Seorang polwan diamankan karena terduga terpapar radikalisme

Baca juga: Facebook dan Instagram terdapat banyak konten radikalisme


Terkait dengan ajaran radikalisme yang diperoleh pelaku peledakan melalui media sosial tersebut, dikatakannya, sempat ditularkannya kepada keluarga.

"Ibunya, kakaknya diajak semua untuk mengikuti ajaran itu tetapi tidak ada yang mau. Mereka paham bahwa itu ajaran tidak benar," katanya.

Sementara itu, ia berharap agar seluruh pihak mewaspadai bahwa radikalisme bukan hanya masuk dari orang per orang dan bukan hanya melalui pikiran kelompok.

"Ternyata paling efektif masuk melalui media sosial. Sebagai orang tua harus perhatikan anak-anaknya. Sudah saya sampaikan ke orang tua pelakunya juga," katanya.

Terkait dengan pelaku peledakan di Kartasura, dikatakannya, setelah lulus sekolah menengah atas pelaku berinisial RA tersebut tidak bekerja.

"Dia hanya minta uang untuk membeli beberapa bahan elektronik untuk merakit ledakan-ledakan kecil. Perakitannya juga dilakukan di kamar dia sendiri," katanya.

Baca juga: Ribuan konten radikalisme ditutup selama 2019

Baca juga: Tangkal radikalisme dengan kearifan lokal

Baca juga: Jaga wawasan kebangsaan Indonesia dari Fanatisme Kesukuan dan radikalisme