Pemkab Bartim apresiasi terbentuknya KPKKK

id pemkab bartim,pemerintah kabupaten barito timur,tamiang layang,dinas koperasi dan umkm,Koperasi Petani Kebun Karet dan Kaliandra

Pemkab Bartim apresiasi terbentuknya KPKKK

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Bartim Ina Karuniani Gandrung (tiga dari kiri) bersama pengurus Koperasi Petani Kebun Karet dan Kaliandra Bartim, Tamiang Layang, Rabu, (12/6/2019). (Foto Antara Kalteng/Habibullah)

Tamiang Layang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah mengapresiasi terbentuknya Koperasi Petani Kebun Karet dan Kaliandra (KPKKK) di wilayahnya yang memiliki potensi besar untuk menyejahterakan petani.

Pembinaan akan dilakukan pemkab, setelah koperasi tersebut memiliki legalitas yang sah sesuai ketentuan tentang koperasi yang tertuang dalam Undang Undang nomor 25 tahun 1992 tentang koperasi, kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Barito Timur Ina Karuniani Gandrung di Tamiang Layang, Kamis.

"Kami harapkan terbentuknya KPKKK di Bartim, bisa membawa perubahan dengan mengakumulasikan kekuatan petani untuk menjadi sejahtera," katanya.

Camat Dusun Timur Yudesman menjelaskan, KPKKK sangat potensial dan memiliki peluang besar untuk menyejahterakan anggotanya dengan bidang usaha perkebunan karet dan kaliandra.

Prospeknya bisa dilihat dua sampai tiga tahun kedepan, sesuai masa panennya. Apalagi pengembangannya hingga saat ini di tingkat internasional sudah cukup bagus.

"Kami berharap KPKKK bisa bekerjasama dengan pemerintah kecamatan dan desa dalam pengembangan usaha kaliandra," tutur Mantan Camat Paju Epat itu

Sementara itu, penggagas terbentuknya KPKKK Andi Usman Mapanganro mengatakan, anggota yang memiliki kebun karet akan dikonversi menjadi kebun kaliandra. Nantinya koperasi akan memfasilitasi pemasaran hasil panen kaliandra kepada pihak penjual.

"Ini khusus tanaman kaliandra merah saja, karena tanaman jenis ini memiliki berbagai manfaat, salah satunya sebagai bahan bakar kayu sebagai alternatif pengganti batu bara," terangnya.

Menurutnya, tanaman kaliandra tidak memerlukan biaya perawatan yang tinggi. Jarak tanam hanya sekitar dua meter dan ketika masa tanam berusia dua hingga tiga tahun, maka kaliandra sudah bisa dipanen setiap enam bulan sekali, dengan masa tanam hingga 29 tahun.

Bahkan dunia internasional sudah melirik kaliandra, sebagai alternatif bahan bakar kayu untuk industri. Harga kaliandra merah per tonnya sangat menjanjikan untuk menyejahterakan masyarakat di Bartim.