Jakarta (ANTARA) - Sebuah survei menunjukkan bahwa peringatan dari sistem bantuan pengemudi otomotif justru membuat banyak pengemudi merasa jengkel, bahkan sebagian dari mereka mematikan fitur tersebut.
Dilansir AFP, Kamis, menurut riset J.D. Power Tech Experience pada 2019, menemukan bahwa pengemudi yang tidak menyukai fitur itu, bisa saja meminta agar perangkat itu tidak dipasang pada mobil yang akan mereka beli.
J.D. Power mengatakan temuan ini menjadi perhatian utama bagi para pembuat mobil yang ingin menjual sistem, dan pabrikan yang merancang mobil-mobil otonom (swakemudi).
Survei menemukan 23 persen pengemudi tidak menyukai fitur lane departure warning yang mengeluarkan peringatan saat pengemudi berpindah jalur.
Hasil survei itu bervariasi pada pengemudi dari beberapa merek kendaraan, namun tercatat 30 persen pengemudi menilai sistem peringatan itu mengganggu mereka saat menyetir.
Dari kelompok pengemudi yang tidak menyukai fitur peringatan, 61 persen di antaranya justru mematikan fitur itu.
J.D. Power mensurvei lebih dari 16.400 orang pada Februari hingga Juli yang membeli atau menyewa kendaraan terbaru tahun 2019 pada 90 hari terakhir.
Berita Terkait
Mobil Zeekr 007 kalahkan manusia dalam uji coba parkir
Kamis, 9 Mei 2024 20:02 Wib
Bupati Gumas berharap kejurnas grasstrack memotivasi pembalap lokal
Senin, 6 Mei 2024 13:38 Wib
Musim depan Liga Inggris akan terapkan Teknologi Offside Semi-Otomatis
Kamis, 11 April 2024 22:55 Wib
Status pandemi dicabut, Satgas COVID-19 otomatis bubar
Jumat, 23 Juni 2023 11:26 Wib
Penyesuaian otomatis belanja K/L 2023 capai Rp50,23 triliun
Sabtu, 18 Februari 2023 19:49 Wib
Pengembangan sistem pemesanan BBM otomatis dari Pertamina
Kamis, 22 Desember 2022 20:51 Wib
Google secara otomatis hapus info lokasi menyusul larangan aborsi di AS
Minggu, 3 Juli 2022 13:11 Wib
FIFA setujui teknologi offside semi-otomatis untuk Piala Dunia 2022
Jumat, 1 Juli 2022 18:06 Wib