Puskesmas dan RS di Gumas siapkan ruang oksigen

id ruang oksigen,Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Mas,Puskesmas dan RS di Gumas siapkan ruang oksigen

Puskesmas dan RS di Gumas siapkan ruang oksigen

Warga Kecamatan Tewah memanfaatkan ruang oksigen yang tersedia di Puskesmas Tewah, Selasa (17/9/2019). (ANTARA/HO-Puskesmas Tewah)

Kuala Kurun (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah Maria Efianti mengatakan telah meminta kepada pusat kesehatan masyarakat dan rumah sakit di wilayah itu untuk menyiapkan ruang oksigen.

“Beberapa waktu lalu kami sudah meminta kepada puskesmas dan RS agar menyiapkan ruang sehat atau ruang oksigen, untuk melayani masyarakat yang terdampak dengan kabut asap,” ucap Maria saat dibincangi di Kuala Kurun, Selasa.

Sejauh ini dia telah menerima laporan bahwa sejumlah puskesmas dan RS telah menyiapkan ruang oksigen, diantaranya Puskesmas Sepang, Kampuri, Kurun, Tewah, Tumbang Miri, Rabambang dan Tumbang Talaken.

Untuk RS, lanjut dia, dua RS yang ada di kabupaten bermotto Habangkalan Penyang Karuhei Tatau juga telah menyiapkan ruang oksigen yakni RSUD Kuala Kurun dan RS Pratama Tumbang Talaken.

Dia menegaskan, masyarakat dapat memanfaatkan ruang oksigen ini tanpa dipungut biaya sepeserpun selama kabut asap terjadi di wilayah setempat. Ruang oksigen ini dapat dimanfaatkan masyarakat sesuai jam operasional puskesmas dan RS.

Berdasarkan data yang diterima dari seluruh puskesmas di Kabupaten Gumas, jumlah penderita infeksi saluran pencernaan akut (ISPA) di wilayah setempat mengalami kenaikan, tepatnya dari minggu pertama ke minggu kedua September 2019.

“Dalam dua minggu terakhir memang ada peningkatan penderita ISPA yang cukup signifikan. Di minggu pertama September ada 260 orang penderita ISPA. Jumlah ini naik signifikan pada minggu kedua sebanyak 448 orang,” bebernya.

Diapun sudah meminta kepada puskesmas agar melakukan pembagian masker kepada masyarakat, serta memberi kegiatan penyuluhan tentang dampak kabut asap kepada masyarakat di wilayah kerja masing-masing.

Lalu melakukan penanganan dan melaporkan jumlah penderita ISPA, asma bronchiale, dan pneumonia setiap hari, selama kondisi kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan, serta memperhatikan logistic penanganan penyakit ISPA.

“Kepada masyarakat saya imbau untuk menghindari aktivitas di luar ruangan. Kalaupun terpaksa harus melakukan aktivitas di luar ruangan, saya minta untuk menggunakan masker,” demikian Maria.