Balita di Kotim ditemukan setelah tenggelam dua hari

id Balita di Kotim ditemukan setelah tenggelam dua hari,Tenggelam,Kotim,Kotawaringin timur,Sampit

Balita di Kotim ditemukan setelah tenggelam dua hari

Tim gabungan mengevakuasi jenazah Joel yang ditemukan pada Rabu (18/9) pagi. ANTARA/Polsek Cempaga

Sampit (ANTARA) - Seorang balita di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah bernama Joel berusia 20 bulan ditemukan meninggal dunia setelah tenggelam di Sungai Cempaga pada dua hari sebelumnya. 

"Jasad korban ditemukan cukup jauh dari lokasi kejadian. Semua pihak bekerjasama dalam melakukan pencarian ini," kata Kapolres AKBP Mohammad Rommel melalui Kapolsek Cempaga Iptu Syaifullah di Sampit, Rabu.

Kejadian berawal ketika korban dan ibunya sedang berada di belakang rumah mereka di Desa Luwuk Bunter Kecamatan Cempaga pada Senin (16/9) sekitar pukul 10.00 WIB. Rumah mereka terletak di pinggir Sungai Cempaga yang cukup lebar dan berair dalam.

Saat itu ibu korban ke toilet dan meminta sejumlah anak yang ada di sekitar tempat itu untuk membantunya mengawasi korban. Hanya beberapa menit, saat sang ibu kembali, korban sudah tidak ada.

Sang ibu menanyakan kepada sejumlah anak yang ada di lokasi itu, namun tidak ada yang melihat korban. Kejadian itu kemudian diberitahukan kepada warga sekitar yang kemudian bersama-sama mencari korban.
Pencarian dilakukan di sungai sekitar lokasi karena kuat dugaan korban jatuh ke sungai.
Polsek Cempaga bersama Basarnas, Satpolair Polres Kotawaringin Timur, Ditpolairud Polda Kalimantan Tengah dan masyarakat melakukan pencarian dengan menyisir sungai di sekitar lokasi.

Warga juga melakukan ritual menurut kepercayaan mereka dengan harapan korban segera ditemukan. Kondisi sungai yang berarus cukup deras, menjadi kendala dalam pencarian.

Pencarian yang terus dilakukan akhirnya membuahkan hasil. Rabu sekitar pukul (18/9) sekitar pukul 10.07 WIB. Jenazah korban kemudian dievakuasi ke rumah duka.

"Pihak keluarga Korban menerima dengan ikhlas atas kejadian yang  menimpa korban dan menganggap kejadian itu sebagai takdir. Pihak keluarga tidak bersedia jenazah
untuk divisum," kata Syaifullah.

Jenazah balita itu akan dimakamkan pemalaman Desa Luwuk Bunter setelah diadakan rapat keluarga. Masyarakat diimbau meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak, terlebih saat beraktivitas di pinggir sungai.