Jakarta (ANTARA) - Pebulutangkis ganda putra Mohammad Ahsan harus melalui perempat final menghadapi Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe dengan tidak mudah, karena menahan rasa sakit pada betis kanan dan kirinya yang diderita sejak pertandingan babak kedua.
Pada pertandingan babak kedua hari Kamis melawan Takuto Inoue/Yuki Kaneko (Jepang), Ahsan merasa sakit pada kedua betisnya dan sempat meminta pertolongan dokter pertandingan, bahkan di pertandingan hari ini pun ia kembali merasakan sakit pada betisnya.
"Waktu di gim pertama rasanya mendingan, tapi di gim kedua terasa sakit lagi. Tapi kan sudah tanggung, jadi memaksakan saja di gim kedua. Tadi saya banyak spekulasi saja di lapangan, dan sering dibantu juga oleh koh Hendra," kata Ahsan soal kondisinya, melansir keterangan tertulis PP PBSI yang diterima di Jakarta, Jumat.
Pergerakan Ahsan memang terlihat jelas tak secepat biasanya, ia juga beberapa kali terlihat menahan rasa sakit.
Lebih lanjut Ahsan menuturkan meski masih dibayangi cedera, namun mereka masih tetap akan bertanding maksimal di laga semifinal besok melawan wakil tuan rumah Li Junhui/Liu Yuchen.
"Untuk semifinal besok ya dicoba saja, kemarin malah rasanya lebih parah. Nanti coba ditahan saja, tapi saya lihat juga sejauh apa kuatnya. Harus bisa ukur sampai mana batasnya, kalau sudah tidak kuat ya tidak mau dipaksakan," ujar Ahsan.
Meskipun tidak dalam kondisi 100 persen, namun The Daddies mampu menaklukkan uggulan kelima Endo/Watanabe 21-15, 21-12 dalam perebutan tiket semifinal China Open.
"Hari ini lawan tidak tampil seperti biasanya karena mereka dikenal punya pertahanan kuat dan ulet. Baru kali ini kami menang cukup mudah, biasanya susah sekali menghadapi mereka. Mungkin karena lapangannya berangin, jadi mereka tidak bisa mengatasi situasi itu," kata Hendra.
"Besok kami akan fokus ke permainan kami, coba saja dan lihat perkembangan kondisi Ahsan juga, semoga bisa lebih baik," tutur Hendra menambahkan.