Merajut kekompakan wartawan Bumi Isen Mulang lewat Porwada
Sampit (ANTARA) - Semangat tinggi terpancar dari wajah Riduansyah, salah satu wartawan senior anggota Persatuan Wartawan Indonesia Kabupaten Kotawaringin Timur, beberapa saat sebelum bertolak bersama rombongan menuju Palangka Raya mengikuti Pekan Olahraga Wartawan Daerah atau Porwada Provinsi Kalimantan Tengah, Jumat (6/12) lalu.
PWI Kotawaringin Timur menjadi salah satu kontingen yang berlaga di event olahraga wartawan di provinsi berjuluk Isen Mulang tersebut.
"Kita harus semangat. Bertanding dan tampilkan yang terbaik. Urusan menang atau kalah itu hal biasa," kata Riduansyah memberi semangat kepada wartawan muda yang juga menjadi anggota kontingen.
Riduansyah menyadari, di usianya yang menginjak 57 tahun tentu tidak mungkin baginya untuk memforsir tenaga seperti di waktu mudanya. Namun atlet yang bertanding di cabang olahraga tenis meja ini ingin menebar semangat tinggi kepada atlet lain, khususnya atlet muda yang mengikuti event tiga tahunan itu.
Selama di perjalanan darat menuju Palangka Raya dengan waktu tempuh sekitar empat jam, Riduansyah memanfaatkan waktu dengan istirahat untuk menjaga kebugaran fisiknya yang sudah tidak muda lagi. Sesekali dia mengusap minyak urut untuk menghangatkan bagian tubuhnya.
Wartawan dengan ciri khas penampilan berjambang ini memang aktif di bidang olahraga di lingkungan wartawan. Sejak 1993, dia beberapa kali memperkuat tim PWI Kalimantan Tengah berlaga di Pekan Olahraga Nasional atau Porwanas.
Memperkuat tim tenis lapangan, Riduansyah pernah mempersembahkan medali perunggu untuk Kalimantan Tengah saat Porwanas di Lampung. Menyadari usia yang sudah tidak muda lagi dan ditandai kondisi fisik mulai menurun, dia kemudian beralih pada cabang olahraga yang juga dikuasainya yaitu tenis meja.
Kali ini Riduansyah juga kembali turun pada cabang tenis meja. Baginya, ini bukan soal menang atau kalah, tetapi lebih pada momen mempererat silaturahmi antar wartawan di Kalimantan Tengah, khususnya anggota PWI.
"Meraih gelar juara itu bukan tujuan, apalagi bagi atlet seusia kami. Tujuan kami adalah bersilaturahmi dan bertemu teman-teman anggota PWI dari daerah lain. Suasana seperti ini yang selalu kami rindukan. Kita sesama wartawan harus saling mendukung. Porwada ini salah satu sarana mempererat kekompakan itu," kata Riduansyah di sela bertanding tenis meja di aula PDAM Palangka Raya, Sabtu.
Semangat yang sama ditunjukkan H Ruslan Abdul Gani. Wartawan senior yang sudah lama dikenal sebagai atlet catur ini juga tampak bersemangat mengikuti Porwada yang berlangsung selama dua hari.
Baru pulih dari sakit, pria 54 tahun tetap bersemangat mengikuti event olahraganya para pewarta anggota PWI Kalimantan Tengah itu. Namun seperti Riduansyah, gelar juara bukan lagi target utama dalam keikutsertaannya. Porwada baginya menjadi sarana silaturahmi dan saling mendukung, termasuk kepada wartawan-wartawan muda yang menjadi generasi penerus.
Jauh hari sebelum Porwada digelar, pria yang pernah menjadi Ketua PWI Kotawaringin Timur ini sibuk memberi semangat sejumlah wartawan di Kotawaringin Timur yang mempunyai bakat di bidang catur. Dia mendorong agar wartawan muda tampil bertanding. Bahkan dia dengan senang hati memberi masukan dan menjadi lawan latihan bagi pecatur muda.
"Harus ada regenerasi. Yang muda harus tampil. Tidak hanya di Kotawaringin Timur, tetapi juga di Kalimantan Tengah supaya nanti kita tetap bisa mempertahankan prestasi di Porwanas, termasuk di cabang olahraga catur," kata Ruslan.
Porwada sejatinya memang bukan sekadar urusan juara, adu gengsi atau penjaringan atlet menghadapi Porwanas. Ada tujuan lebih besar yang jauh lebih penting, yakni kebersamaan, kekompakan dan saling mendukung sehingga organisasi PWI semakin kuat dan wartawannya juga semakin profesional.
Suasana itulah yang terasa selama dua hari Porwada digelar. Seluruh wartawan dari 13 kabupaten dan satu kota di Kalimantan Tengah berbaur menjadi satu dalam suasana persaudaraan dan kekompakan.
Hubungan erat emosional terjalin tanpa direkayasa atau dibuat-buat. Itu terlihat di semua cabang perlombaan yang dipertandingkan. Teriakan, canda tawa, saling puji dan saling memberi semangat, menjadi menu utama suasana semua pertandingan.
Jika pada kompetisi umumnya akan terjadi persaingan tensi tinggi bahkan adu fisik, suasana serupa tidak terlihat di Porwada Kalimantan Tengah. Justru, gelak tawa dan saling bersalaman yang menjadi bumbu suasana, seperti ketika ada pemain futsal yang saling tabrak saat bertanding.
Begitu pula saling pinjam bet di arena tanding tenis meja maupun saling pinjam peralatan di cabang olahraga lainnya, menjadi pemandangan lumrah sebagai bentuk saling mendukung. Bahkan di cabang catur, bukan hal aneh jika ada dua peserta berdiskusi dan bertanding ulang usai pertandingan resmi dengan tujuan saling berbagi ilmu dari peserta yang menang kepada rekan yang menjadi lawan tanding.
Sekali lagi, menang atau kalah bukan tujuan utama. Silaturahmi dan saling berbagi ilmu menjadi semangat peserta yang mengikuti Porwada.
Berdasarkan data panitia, ada sekitar 250 wartawan yang hadir mengikuti Porwada Kalimantan Tengah 2019, baik sebagai atlet maupun pendamping. Peserta terbagi pada cabang futsal 60 orang, bulu tangkis 29 orang, sepak bola 29 orang, bridge 10 orang, catur 22 orang, atletik 8 orang, tenis meja 24 orang, biliar 32 orang dan tenis lapangan 8 orang.
Mereka rela menempuh perjalanan darat berjam-jam menuju Palangka Raya untuk mengikuti Porwada. Berdasarkan aplikasi penghitung jarak digital, perjalanan panjang menuju Palangka Raya harus ditempuh kontingen terjauh yaitu PWI Kabupaten Murung Raya sejauh 490,4 km dengan waktu tempuh sekitar 10 jam 34 menit dan kontingen Lamandau sejauh 575,6 km dengan waktu tempuh sekitar 10 jam 46 menit.
Semua datang dengan semangat yang sama, yaitu merajut kekompakan demi kemajuan organisasi dan profesionalisme, termasuk dalam hal prestasi olahraga di tingkat nasional nantinya.
"Kita bermain untuk meramaikan suasana saja. Yang penting silaturahminya," kata Reno, kontingen PWI Murung Raya.
Ketua PWI Provinsi Kalimantan Tengah H Muhammad Haris Sadikin mengaku bangga dan berterima kasih atas semangat tinggi dan kekompakan seluruh anggota PWI di provinsi ini. Dengan kekompakan dan potensi yang dimiliki, Haris optimistis PWI Kalimantan Tengah akan semakin solid secara organisasi dan mampu meraih prestasi.
"Saat Porwanas 2016 di Bandung Jawa Barat, PWI Kalimantan Tengah mampu masuk tiga besar. Meski persaingan semakin berat, saya yakin dengan semangat dan kekompakan ini, kita bisa meraih prestasi yang mampu membanggakan daerah kita," kata Haris.
Haris berkeliling memantau pelaksanaan semua cabang olahraga yang dipertandingkan. Dia menyapa dan memberi semangat kepada seluruh wartawan yang mengikuti Porwada Kalimantan Tengah 2019.
Dia mengaku salut dan berterima kasih atas kerja keras panitia dan partisipasi aktif peserta sehingga acara itu berlangsung sukses. Haris berharap kekompakan ini akan selalu terjaga.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalimantan Tengah Falery Tuwan mengaku salut dan bangga karena ternyata wartawan di provinsi ini bukan saja profesional dalam tugas, tetapi juga berprestasi di bidang olahraga, bahkan hingga ke tingkat nasional.
Menurutnya, olahraga sangat penting untuk menjaga kebugaran fisik dan menghilangkan kejenuhan kerja, terlebih bagi profesi wartawan yang ritme kerjanya sangat dinamis. Namun yang lebih penting, Porwada menjadi momen merajut silaturahmi dan menguatkan komitmen wartawan untuk bersama-sama membangun daerah melalui bidang jurnalistik dengan menyajikan berita yang berimbang dan mencerahkan masyarakat.
"Wartawan di Kalteng harus memiliki tekad bersatu untuk pemberitaan yang baik demi pembangunan daerah. Pemerintah sangat membutuhkan pers untuk menyampaikan program kepada masyarakat, tidak terkecuali dalam rangka kritik membangun. Selama ini kami melihat fungsi ini berjalan dengan baik," kata Falery Tuwan.
Dia berharap wartawan di Kalimantan Tengah menjadikan bagian dari keseharian untuk mewujudkan hidup sehat dan meningkatkan motivasi kerja. Selain itu, olahraga juga menjadi sarana untuk mengukir prestasi yang bisa membanggakan daerah.
PWI Kotawaringin Timur menjadi salah satu kontingen yang berlaga di event olahraga wartawan di provinsi berjuluk Isen Mulang tersebut.
"Kita harus semangat. Bertanding dan tampilkan yang terbaik. Urusan menang atau kalah itu hal biasa," kata Riduansyah memberi semangat kepada wartawan muda yang juga menjadi anggota kontingen.
Riduansyah menyadari, di usianya yang menginjak 57 tahun tentu tidak mungkin baginya untuk memforsir tenaga seperti di waktu mudanya. Namun atlet yang bertanding di cabang olahraga tenis meja ini ingin menebar semangat tinggi kepada atlet lain, khususnya atlet muda yang mengikuti event tiga tahunan itu.
Selama di perjalanan darat menuju Palangka Raya dengan waktu tempuh sekitar empat jam, Riduansyah memanfaatkan waktu dengan istirahat untuk menjaga kebugaran fisiknya yang sudah tidak muda lagi. Sesekali dia mengusap minyak urut untuk menghangatkan bagian tubuhnya.
Wartawan dengan ciri khas penampilan berjambang ini memang aktif di bidang olahraga di lingkungan wartawan. Sejak 1993, dia beberapa kali memperkuat tim PWI Kalimantan Tengah berlaga di Pekan Olahraga Nasional atau Porwanas.
Memperkuat tim tenis lapangan, Riduansyah pernah mempersembahkan medali perunggu untuk Kalimantan Tengah saat Porwanas di Lampung. Menyadari usia yang sudah tidak muda lagi dan ditandai kondisi fisik mulai menurun, dia kemudian beralih pada cabang olahraga yang juga dikuasainya yaitu tenis meja.
Kali ini Riduansyah juga kembali turun pada cabang tenis meja. Baginya, ini bukan soal menang atau kalah, tetapi lebih pada momen mempererat silaturahmi antar wartawan di Kalimantan Tengah, khususnya anggota PWI.
"Meraih gelar juara itu bukan tujuan, apalagi bagi atlet seusia kami. Tujuan kami adalah bersilaturahmi dan bertemu teman-teman anggota PWI dari daerah lain. Suasana seperti ini yang selalu kami rindukan. Kita sesama wartawan harus saling mendukung. Porwada ini salah satu sarana mempererat kekompakan itu," kata Riduansyah di sela bertanding tenis meja di aula PDAM Palangka Raya, Sabtu.
Semangat yang sama ditunjukkan H Ruslan Abdul Gani. Wartawan senior yang sudah lama dikenal sebagai atlet catur ini juga tampak bersemangat mengikuti Porwada yang berlangsung selama dua hari.
Baru pulih dari sakit, pria 54 tahun tetap bersemangat mengikuti event olahraganya para pewarta anggota PWI Kalimantan Tengah itu. Namun seperti Riduansyah, gelar juara bukan lagi target utama dalam keikutsertaannya. Porwada baginya menjadi sarana silaturahmi dan saling mendukung, termasuk kepada wartawan-wartawan muda yang menjadi generasi penerus.
Jauh hari sebelum Porwada digelar, pria yang pernah menjadi Ketua PWI Kotawaringin Timur ini sibuk memberi semangat sejumlah wartawan di Kotawaringin Timur yang mempunyai bakat di bidang catur. Dia mendorong agar wartawan muda tampil bertanding. Bahkan dia dengan senang hati memberi masukan dan menjadi lawan latihan bagi pecatur muda.
"Harus ada regenerasi. Yang muda harus tampil. Tidak hanya di Kotawaringin Timur, tetapi juga di Kalimantan Tengah supaya nanti kita tetap bisa mempertahankan prestasi di Porwanas, termasuk di cabang olahraga catur," kata Ruslan.
Porwada sejatinya memang bukan sekadar urusan juara, adu gengsi atau penjaringan atlet menghadapi Porwanas. Ada tujuan lebih besar yang jauh lebih penting, yakni kebersamaan, kekompakan dan saling mendukung sehingga organisasi PWI semakin kuat dan wartawannya juga semakin profesional.
Suasana itulah yang terasa selama dua hari Porwada digelar. Seluruh wartawan dari 13 kabupaten dan satu kota di Kalimantan Tengah berbaur menjadi satu dalam suasana persaudaraan dan kekompakan.
Hubungan erat emosional terjalin tanpa direkayasa atau dibuat-buat. Itu terlihat di semua cabang perlombaan yang dipertandingkan. Teriakan, canda tawa, saling puji dan saling memberi semangat, menjadi menu utama suasana semua pertandingan.
Jika pada kompetisi umumnya akan terjadi persaingan tensi tinggi bahkan adu fisik, suasana serupa tidak terlihat di Porwada Kalimantan Tengah. Justru, gelak tawa dan saling bersalaman yang menjadi bumbu suasana, seperti ketika ada pemain futsal yang saling tabrak saat bertanding.
Begitu pula saling pinjam bet di arena tanding tenis meja maupun saling pinjam peralatan di cabang olahraga lainnya, menjadi pemandangan lumrah sebagai bentuk saling mendukung. Bahkan di cabang catur, bukan hal aneh jika ada dua peserta berdiskusi dan bertanding ulang usai pertandingan resmi dengan tujuan saling berbagi ilmu dari peserta yang menang kepada rekan yang menjadi lawan tanding.
Sekali lagi, menang atau kalah bukan tujuan utama. Silaturahmi dan saling berbagi ilmu menjadi semangat peserta yang mengikuti Porwada.
Berdasarkan data panitia, ada sekitar 250 wartawan yang hadir mengikuti Porwada Kalimantan Tengah 2019, baik sebagai atlet maupun pendamping. Peserta terbagi pada cabang futsal 60 orang, bulu tangkis 29 orang, sepak bola 29 orang, bridge 10 orang, catur 22 orang, atletik 8 orang, tenis meja 24 orang, biliar 32 orang dan tenis lapangan 8 orang.
Mereka rela menempuh perjalanan darat berjam-jam menuju Palangka Raya untuk mengikuti Porwada. Berdasarkan aplikasi penghitung jarak digital, perjalanan panjang menuju Palangka Raya harus ditempuh kontingen terjauh yaitu PWI Kabupaten Murung Raya sejauh 490,4 km dengan waktu tempuh sekitar 10 jam 34 menit dan kontingen Lamandau sejauh 575,6 km dengan waktu tempuh sekitar 10 jam 46 menit.
Semua datang dengan semangat yang sama, yaitu merajut kekompakan demi kemajuan organisasi dan profesionalisme, termasuk dalam hal prestasi olahraga di tingkat nasional nantinya.
"Kita bermain untuk meramaikan suasana saja. Yang penting silaturahminya," kata Reno, kontingen PWI Murung Raya.
Ketua PWI Provinsi Kalimantan Tengah H Muhammad Haris Sadikin mengaku bangga dan berterima kasih atas semangat tinggi dan kekompakan seluruh anggota PWI di provinsi ini. Dengan kekompakan dan potensi yang dimiliki, Haris optimistis PWI Kalimantan Tengah akan semakin solid secara organisasi dan mampu meraih prestasi.
"Saat Porwanas 2016 di Bandung Jawa Barat, PWI Kalimantan Tengah mampu masuk tiga besar. Meski persaingan semakin berat, saya yakin dengan semangat dan kekompakan ini, kita bisa meraih prestasi yang mampu membanggakan daerah kita," kata Haris.
Haris berkeliling memantau pelaksanaan semua cabang olahraga yang dipertandingkan. Dia menyapa dan memberi semangat kepada seluruh wartawan yang mengikuti Porwada Kalimantan Tengah 2019.
Dia mengaku salut dan berterima kasih atas kerja keras panitia dan partisipasi aktif peserta sehingga acara itu berlangsung sukses. Haris berharap kekompakan ini akan selalu terjaga.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalimantan Tengah Falery Tuwan mengaku salut dan bangga karena ternyata wartawan di provinsi ini bukan saja profesional dalam tugas, tetapi juga berprestasi di bidang olahraga, bahkan hingga ke tingkat nasional.
Menurutnya, olahraga sangat penting untuk menjaga kebugaran fisik dan menghilangkan kejenuhan kerja, terlebih bagi profesi wartawan yang ritme kerjanya sangat dinamis. Namun yang lebih penting, Porwada menjadi momen merajut silaturahmi dan menguatkan komitmen wartawan untuk bersama-sama membangun daerah melalui bidang jurnalistik dengan menyajikan berita yang berimbang dan mencerahkan masyarakat.
"Wartawan di Kalteng harus memiliki tekad bersatu untuk pemberitaan yang baik demi pembangunan daerah. Pemerintah sangat membutuhkan pers untuk menyampaikan program kepada masyarakat, tidak terkecuali dalam rangka kritik membangun. Selama ini kami melihat fungsi ini berjalan dengan baik," kata Falery Tuwan.
Dia berharap wartawan di Kalimantan Tengah menjadikan bagian dari keseharian untuk mewujudkan hidup sehat dan meningkatkan motivasi kerja. Selain itu, olahraga juga menjadi sarana untuk mengukir prestasi yang bisa membanggakan daerah.