Bagaimana nasib mobil bermesin diesel di era kendaraan listrik

id Mobil mesin diesel, kendaraan listrik, mobil listrik

Bagaimana nasib mobil bermesin diesel di era kendaraan listrik

Isuzu Panther (ANTARA/Shutterstock)

Jakarta (ANTARA) - Sejak tahun lalu, sejumlah merek otomotif yang memiliki produk mobil listrik mulai memberikan "salam perkenalan" untuk konsumen di Indonesia.

Tidak cuma menjadi pemanis pada pameran, mobil listrik itu sudah resmi dijual, sebut saja Mitsubishi Outlander PHEV, BMW i3s, Mercedes Benz E300e EQ dan yang paling baru adalah Hyundai Ioniq.

Namun bagaimana nasib mobil bermesin diesel di tengah perkembangan mobil listrik yang menjadi tren dunia?

Baca juga: Alasan Hyundai pilih Ioniq untuk pasar mobil listrik Indonesia

Deputy Marketing Director PT Hyundai Mobil Indonesia, Hendrik Wiradjaja, mengatakan bahwa mobil berbahan bakar solar, khususnya untuk segmen mobil penumpang, belum akan meredup dalam waktu dekat.

Menurut dia, mobil bermesin diesel memiliki penggemar tertentu dan menawarkan kelebihan yang tidak ada pada mobil bensin, misalnya ketangguhan dan tenaga yang dihasilkan.

"Diesel tidak akan hilang," kata Hendrik Wiradjaja kepada ANTARA belum lama ini.

"Kita tidak memprediksi trennya seperti apa ke depan. Tapi meskipun ada mobil listrik, enggak akan secepat itu juga mobil diesel meredup," kata dia.

Baca juga: Panther dan Everest bekas dilirik konsumen usai 

Khusus untuk mobil diesel bermodel sport utility vehicle (SUV), trennya justru stabil. "Karena SUV sedang tren dunia. SUV jadi pilihan konsumen sedan atau pengguna city car yang naik kelas," kata dia.

Ia memberikan contoh penjualan Hyundai Santa Fe yang didominasi varian bermesin diesel.

"Di kami, Santa Fe itu 80 persen (diesel) berbanding 20 persen," kata dia. "Begitu juga untuk model Hyundai H-1."

Sedangkan pada segmen SUV yang lebih kompak, misalnya Hyundai Tucson, komposisinya seimbang 50 banding 50 persen untuk varian bensin dan diesel.

Baca juga: Pajero Sport unggulan penjualan Mitsubishi

Untuk itu, Hyundai mempertahankan model Tucson di pasar Indonesia meskipun mereka sudah memiliki SUV kompak Hyundai Kona.

Hyundai Indonesia mengenalkan Tucson baru dengan dua pilihan mesin yakni Gasoline 2.0 NU MPi Atkinson dan CRDi EVGTurbo 2.000 cc Diesel.

Di segmen SUV menengah yang dimainkan Tucson bahkan nyaris tanpa kompetitor di mesin diesel, misalnya Honda CR-V dan Nissan X-Trail yang fokus ke mesin bensin.

Adapun di segmen SUV bongsor di kelas Fortuner, Pajero, Trailblazer dan Santa Fe, semuanya menyediakan model bermesin diesel. Hal itu membuktikan bahwa pasar mesin berbahan bakar solar itu masih menggiurkan di Indonesia.