Maruf Amin pimpin rakor penurunan angka stunting dan kemiskinan

id Maruf Amin,Wakil Presiden Maruf Amin,stunting

Maruf Amin pimpin rakor penurunan angka stunting dan kemiskinan

Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin saat menghadiri Munas XVII PHRI di Karawang, Jawa Barat, Senin (10/2/20). (Rangga Pandu Asmara Jingga)

Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Maruf Amin memimpin rapat koordinasi Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang membahas upaya penurunan angka kemiskinan menjadi 6,5 persen dan angka anak kerdil menjadi 14 persen di tahun 2024.

Rakor digelar di kantor sekretariat TNP2K di Gedung Grand Kebon Sirih Jakarta, Selasa pukul 09.15 WIB dengan dihadiri Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Sosial Juliari Batubara, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa dan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo.

Upaya percepatan penurunan stunting menjadi prioritas Pemerintah. Saat ini angka prevalensi stunting secara nasional mencapai 27,6 persen, turun dari angka 30,8 persen pada 2018.

Sementara itu terkait angka kemiskinan, dalam RPJMN 2020-2024 Pemerintah menargetkan penurunan angka kemiskinan menjadi 7-6,5 persen di akhir tahun 2024. Target penurunan tersebut diharapkan bersamaan dengan turunnya jumlah penduduk miskin menjadi 18,34 hingga 19,75 juta orang.

Untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan, Pemerintah merangkum sejumlah program yang bertujuan mengurangi beban pengeluaran dan meningkatkan pendapatan masyarakat miskin.

Usai rapat, Wapres Maruf menyaksikan penandatanganan sejumlah kerja sama Memorandum of Understanding (MoU) antara TNP2K dengan pihak swasta, yakni PT Mayora Indah, PTT Exploration and Production Public Company Limited (PTTEP) Thailand, Yayasan Hadji Kalla, Universitas Hasanuddin dan Universitas Airlangga.