Buaya besar masuk ke permukiman terkam babi
Sampit (ANTARA) - Teror buaya meresahkan masyarakat Desa Palangan Kecamatan Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, bahkan menerkam seekor babi besar sehingga membuat masyarakat takut.
"Bayangkan, babi seberat 35 kilogram bisa dimangsanya. Warga hanya sempat mendengar suara babi, kemudian hilang dimangsa buaya," kata Kepala Desa Palangan, Delik di Sampit, Selasa.
Menurut Delik, kemunculan buaya itu terjadi sejak awal Maret. Buaya tersebut diperkirakan berukuran sangat besar meski warga hanya sempat melihat kepalanya.
Sabtu (8/3) tengah malam lalu buaya naik ke dermaga ketika banjir terjadi. Satwa buas itu diduga mengincar anjing dan babi milik warga setempat.
Seorang warga sempat mendengar suara keras diduga dari gesekan kuku buaya ke lantai dermaga. Saat warga yang rumahnya berdekatan dengan dermaga tersebut membuka pintu, buaya diduga kaget dan langsung terjun kembali ke sungai.
Warga desa setempat mulai khawatir karena kini buaya makin sering masuk ke permukiman. Warga khawatir buaya menerkam warga setempat yang beraktivitas di sungai.
Baca juga: Sirkuit Sampit ditargetkan rampung akhir Mei
"Kini masyarakat semakin hati-hati saat berada di sungai. Warga tidak berani lagi mandi saat subuh dan malam hari karena takut diterkam buaya," kata Delik.
Kepala desa yang masih muda ini melaporkan masalah itu kepala Komandan Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah Pos Sampit, Muriansyah. Dia berharap BKSDA menangkap buaya tersebut agar tidak sampai menerkam warga.
Menanggapi itu, Muriansyah meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Masyarakat diminta tidak beraktivitas di sungai saat sudah gelap, khususnya malam dan subuh karena sangat rawan kemunculan buaya.
"Rencana Sabtu nanti kami akan ke lokasi untuk melihat kondisinya, selanjutnya baru membawa alat tangkap. Saya minta masyarakat lebih waspada. Jangan menempatkan ternak dekat pinggir sungai karena itu bisa memancing buaya untuk datang," demikian Muriansyah.
Baca juga: Jenazah bocah mengapung tersangkut di bangunan sarang walet
Baca juga: Lagi, napi Lapas Sampit diduga edarkan sabu-sabu
"Bayangkan, babi seberat 35 kilogram bisa dimangsanya. Warga hanya sempat mendengar suara babi, kemudian hilang dimangsa buaya," kata Kepala Desa Palangan, Delik di Sampit, Selasa.
Menurut Delik, kemunculan buaya itu terjadi sejak awal Maret. Buaya tersebut diperkirakan berukuran sangat besar meski warga hanya sempat melihat kepalanya.
Sabtu (8/3) tengah malam lalu buaya naik ke dermaga ketika banjir terjadi. Satwa buas itu diduga mengincar anjing dan babi milik warga setempat.
Seorang warga sempat mendengar suara keras diduga dari gesekan kuku buaya ke lantai dermaga. Saat warga yang rumahnya berdekatan dengan dermaga tersebut membuka pintu, buaya diduga kaget dan langsung terjun kembali ke sungai.
Warga desa setempat mulai khawatir karena kini buaya makin sering masuk ke permukiman. Warga khawatir buaya menerkam warga setempat yang beraktivitas di sungai.
Baca juga: Sirkuit Sampit ditargetkan rampung akhir Mei
"Kini masyarakat semakin hati-hati saat berada di sungai. Warga tidak berani lagi mandi saat subuh dan malam hari karena takut diterkam buaya," kata Delik.
Kepala desa yang masih muda ini melaporkan masalah itu kepala Komandan Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah Pos Sampit, Muriansyah. Dia berharap BKSDA menangkap buaya tersebut agar tidak sampai menerkam warga.
Menanggapi itu, Muriansyah meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Masyarakat diminta tidak beraktivitas di sungai saat sudah gelap, khususnya malam dan subuh karena sangat rawan kemunculan buaya.
"Rencana Sabtu nanti kami akan ke lokasi untuk melihat kondisinya, selanjutnya baru membawa alat tangkap. Saya minta masyarakat lebih waspada. Jangan menempatkan ternak dekat pinggir sungai karena itu bisa memancing buaya untuk datang," demikian Muriansyah.
Baca juga: Jenazah bocah mengapung tersangkut di bangunan sarang walet
Baca juga: Lagi, napi Lapas Sampit diduga edarkan sabu-sabu