Gula rafinasi beredar di Kalteng, Disperindag akui kecolongan

id kalimantan tengah,kalteng,disperindag kalteng,gula kristal rafinasi,gula ilegal beredar di Kalteng

Gula rafinasi beredar di Kalteng, Disperindag akui kecolongan

Kabid Perdagangan Dalam Negeri di Dinas Perindustrian dan Perdagngan Provinsi Kalimantan Tengah Jenta (paling kanan) saat mengikuti jumpa pers tindak pidana perlindungan komsumsi dan perdagangan yang dilakukan seorang warga di Palangka Raya, Rabu (11/3/2020). ANTARA/Adi Wibowo

Palangka Raya (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Tengah mengaku, pihaknya kecolongan dengan beredarnya gula kristal rafinasi yang peruntukannya tidak untuk diperjualbelikan ke masyarakat luas, melainkan hanya untuk ke setiap kelompok industri saja.

"Ya kami merasa kecolongan dengan adanya hal ini, beruntungnya kawan-kawan dari Polda Kalteng dengan cekatan menemukan hal tersebut dan harus kita berantas," Kabid Perdagangan Dalam Negeri di Disperindag Kalteng Jenta di Palangka Raya, Rabu.

Jenta menuturkan, gula rafinasi sebenarnya adalah bahan baku untuk membuat kue serta minuman yang diproduksi oleh kelompok industri yang sesuai dengan peruntukannya.

Gula berbentuk pasir kristal kecil itu tidak boleh dijual eceran maupun dalam bentuk kemasan satu atau dua kilogram. Gula tersebut dibeli wajib kelompok industri dalam jumlah besar dan paling sedikit 25 kilogram.

"Gula rafinasi ini dilarang dijual dalam bentuk kemasan satu atau dua per kilogram, paling sedikit gula tersebut bisa dibeli kelompok industri sebanyak 25 kilogram," katanya.

Dia mengungkapkan, gula yang berhasil diamankan anggota Polda Kalteng dalam jumlah yang cukup banyak tidak boleh dikonsumsi secara langsung oleh masyarakat.

Baca juga: Polisi Berhasil Amankan 500 kg Gula Ilegal dari Malaysia

Apabila gula tersebut dikonsumsi secara langsung oleh masyarakat, tentunya akan berefek kedapa kesehatan orang yang mengkonsumsinya itu. Karena gula rafinasi itu menjadi bahan penolong untuk industri buatan kue serta minuman karena gula tersebut dijadikan pemanis buatan.

"Sampai saat ini kami tidak mengetahui seberapa banyak gula rafinasi yang beredar di Kota Palangka Raya. Karena apabila berani menjual dengan cara eceran tentunya sudah menyalahi aturan yang selama ini diberlakukan," kata Jenta.

Sementara itu di Kota Palangka Raya sudah ada satu orang warga yang menjual gula rafinasi tanpa memiliki izin serta mencantumkan label resminya, berhasil diamankan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kalteng.

Bahkan pelaku yang diamankan pihak kepolisian setempat kini juga sudah ditetapkan sebagai tersangka. Tidak hanya itu pria yang diketahui bernama Muliady alias Ady (40) tersebut terancam hukuman paling lama lima tahun penjara dan denda sebesar Rp5 miliar.

Baca juga: Harga gula pasir di sejumlah pasar tradisional bertahan tinggi

Baca juga: Polisi buru komplotan satpam pencuri gula